Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ilmuwan Sukses Hidupkan Lagi Virus Berusia 48.000 Tahun, Ternyata Faktanya Mengerikan

        Ilmuwan Sukses Hidupkan Lagi Virus Berusia 48.000 Tahun, Ternyata Faktanya Mengerikan Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Permafrost yang mencair dapat menimbulkan ancaman bagi umat manusia, para ilmuwan telah memperingatkan setelah menghidupkan kembali virus kuno yang membeku selama puluhan ribu tahun.

        Virus seperti ini masih mampu menginfeksi organisme hidup, kata tim internasional setelah mereka mengamati sembilan virus purba yang ditemukan di permafrost Siberia yang menginfeksi amuba di laboratorium.

        Baca Juga: KLB Virus Polio, Wapres Ma'ruf Amin: Segera Tangani Agar Tidak Jadi Pandemi

        Virus tertua yang baru ditemukan berusia hampir 50.000 tahun, kata tim tersebut. “48.500 tahun adalah rekor dunia,” kata Jean-Michel Claverie, anggota tim dan peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis, kepada New Scientist.

        Timnya mempelajari total tujuh virus purba dalam studi terbarunya. Grup tersebut menerbitkan pracetak karya mereka pada awal November.

        Kelompok yang beranggotakan ilmuwan dari Rusia, Prancis, dan Jerman ini sebelumnya berhasil menghidupkan kembali dua virus purba lainnya yang berusia 30.000 tahun.

        Virus yang ditemukan dan dihidupkan kembali oleh tim tersebut dianggap paling kuno yang pernah dihidupkan kembali, meskipun peneliti lain mengklaim telah menghidupkan kembali bakteri yang dikatakan berusia hingga 250 juta tahun.

        Semua virus yang dihidupkan kembali oleh tim adalah jenis pandoravirus --sekelompok virus raksasa yang hanya mampu menginfeksi organisme bersel tunggal seperti amuba.

        Namun, fakta bahwa kesembilan virus purba masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost berarti bahwa virus lain yang terperangkap di sana yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia dapat dilepaskan dan dihidupkan kembali juga, para ilmuwan memperingatkan.

        “Ada bahaya yang nyata,” kata Claverie, menambahkan bahwa “ada bakteri dan virus yang keluar setiap hari.”

        Namun, sejauh ini tidak mungkin untuk menentukan secara tepat tingkat potensi bahayanya, tambahnya.

        Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang dapat timbul akibat terus mencairnya permafrost yang disebabkan oleh perubahan iklim.

        Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad atau bahkan ribuan tahun masih dapat mengandung "beberapa spora bakteri dan virus 'zombie' yang layak," kata Nikolay Korchunov, perwakilan senior Rusia di Dewan Arktik, kepada RT pada tahun 2021.

        Moskow mengatakan menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan telah meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung. Selain Rusia, organisasi antar pemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: