Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Pertemuan Tanpa Dialog di Istana Negara, Politikus Senior PDIP Konfirmasi SBY di Comberan tapi Diwongke Megawati

        Kisah Pertemuan Tanpa Dialog di Istana Negara, Politikus Senior PDIP Konfirmasi SBY di Comberan tapi Diwongke Megawati Kredit Foto: Twitter/Susilo Bambang Yudhoyono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi senior PDIP yang juga wartawan kawakan, Panda Nababan, pernah membeberkan kisahnya saat diperintah Ketum Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005.

        Pertemuan itu dilakukan setelah Megawati kalah dari SBY di pertarungan Pilpres 2004.

        Baca Juga: 'Woi, Pembela JK Datang, Woi', Politikus Senior PDIP Kuak Kisah Lama jadi Penengah Jusuf Kalla dan Rizal Ramli

        "Suatu ketika Mega mengumpulkan kami, Taufiq suaminya, Pramono Anung, Tjahjo Kumolo dan saya di Teuku Umar. Dia smpaikan supaya saya ketmu dengan SBY," ujar Panda Nababan di akun YouTube pribadinya @bangpandanababan1699 berjudul SBY Bohongi Mega yang sudah diunggah sekitar satu tahun yang lalu.

        Pertemuan elite PDIP saat itu dilakukan sekaligus merespons dari SBY yang disebut ingin bertemu Megawati setelah menang Pilpres 2004.

        Panda menuturkan sudah berbagai macam upaya dilakukan oleh pihak SBY. Seperti mengutus teman dekatnya yang juga kenal dengan Megawati, namun upaya itu belum berhasil.

        Dalam pertemuan di kediaman pribadi Megawati, Taufiq Kiemas sempat meminta istirnya yang juga Ketum PDIP bertemu dengan SBY. Namun, saat itu Megawati tak langsung mengiyakan usulan dari suaminya untuk bertemu SBY.

        "(Megawati mengatakan) saya kalau mau ketemu harus ada klarifikasi dulu kata dia," cerita Panda.

        Kemudian, Taufik menawarkan diri yang bakal maju menemui SBY. Namun, hal itu dilarang oleh Megawati. Dia beralasan jika Taufik yang bertemu SBY sama saja mengatasnamakan dirinya.

        Kemudian mereka berunding. Selanjutnya Megawati menyampaikan lima pertanyaan yang nantinya bisa disampaikan atau dikonfirmasi ke SBY.

        "Apakah benar dia (SBY) pernah mengatakan saya sudah di comberan tapi diwongke sama Mbak Mega, ada pertanyaan bahwa betul dia pernah mendatangi Mbak Mega menayakan apakah Mbak Mega bersedia sebagai calon waprews," ucap Panda.

        Waktu kemudian sudah larut malam kata Panda, Megawati kemudian mengutus Pramono, Tjahjo, dan Panda bertemu SBY ke Istana. Namun saat mau keluar gerbang kediaman, Megawati kemudian memerintahkan Pramono dan Tjahjo untuk turun.

        Panda menuturkan saat itu Megawati mengatakan kalau dirinya bisa mencatat dan menyampaikan dengan baik isi pertemuan dengan SBY karena memiliki latar belakang wartawan.

        "Berangkatlah aku sendiri ke Istana ketemulah aku dengan SBY, aku sampaikan semua pertanyaan, tak ada satupun yang dia jawab, dia cuma bersandar melihat langit-langit dramatis pertemuanya, mencekam enggak ada dialog," katanya.

        Karena sudah tidak ada dialog lagi dari pertemuan keduanya di istana, Panda kemudian memutuskan untuk pamit. Terlebih pisang goreng dan martabak yang disuguhklan pihak istana sudah habis.

        Selanjutnya pada esok hari, ia berangkat ke Denpasar, Bali. Saat bertemu dengan Megawati, ia langsung menyamapikan cerita dari pertemuan malam itu.

        "Reaksinya Mega mana berani dia terbuka ke saya. Apa yang ceritakan tadi saya tuangkan dalam buku otobiografi saya," kata dia.

        Adapun buku tersebut berjudul 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: