Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hanya Bisa Pasrah Saat Jadi Bawahannya, Cerita Elite Megawati Cuma Dianggap Angin Lewat Sama Jokowi

        Hanya Bisa Pasrah Saat Jadi Bawahannya, Cerita Elite Megawati Cuma Dianggap Angin Lewat Sama Jokowi Kredit Foto: PUPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus PDI Perjuangan, Panda Nababan buka suara kembali terkait dengan berbagai sikap yang dimiliki oleh Joko Widodo alias Jokowi.

        Dirinya kali ini menyoroti bagaimana kepala negara tersebut diisukan sedang gundah karena jabatannya akan berakhir di 2024.

        Baca Juga: Dari Soeharto Hingga SBY Santai Saja Saat Turun Jabatan, Rizal Ramli: Kok Jokowi Pre-mature Post Power Syndrome?

        Dengan tegas dirinya tak setuju dengan isu tersebut dan mengatakan bahwa Jokowi saat ini masih sangat menikmati puncak kekuasannya.

        "Bagaimana mau lame duck? Orang dia (lagi) nikmati," ujar Panda, dikutip Suara Manado dari kanal YouTube Total Politik, Rabu (30/11/2022).

        Panda lantas mengungkit sikap dan insting politik Jokowi yang berbeda dari para pendahulunya. "Figur ini nggak bisa kupakai parameter seperti kekuasaan sebelumnya," terang Panda.

        Panda mendasarkan penilaiannya ini pada cara Jokowi memperlakukan almarhum Tjahjo Kumolo. Sebagai informasi, Tjahjo pernah diberi amanah menjadi Menteri Dalam Negeri periode 2014-2019, lalu diamanahi kembali menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) di periode kedua pemerintahan Jokowi.

        Baca Juga: Soroti Buzzer yang Berkembang di Era Presiden Jokowi, Rocky Gerung Sebut Tak Perlu Punya Kemampuan: Kayak Anjing Keluar dari Kandang!

        "Aku yang bawa dia (Tjahjo Kumolo) masuk ke partai PDI Perjuangan, di Golkar dia waktu itu. Dia sangat tidak suka Jokowi jadi presiden," tutur Panda.

        Namun Tjahjo akhirnya berbalik mendukung Jokowi setelah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, secara bulat memberikan dukungannya kepada Jokowi.

        "(Sementara itu) Jokowi sebenarnya tidak suka si Tjahjo Kumolo masuk kabinet. Karena maunya Mega, dimasukin. Tapi apa yang terjadi? Lima tahun nggak diopeni (diurusi)," jelas Panda.

        Baca Juga: Tudingan 'Loyalis Jokowi' Makin Kuat Menimpa Heru Budi Usai Nongol di GBK, Pembelaan Gilbert PDIP: Apanya yang Salah?

        Padahal hubungan Tjahjo dan Megawati pun tidak sembarangan. Beberapa kali Megawati mengutus Tjahjo untuk kepentingan partai, termasuk hampir dikirim bersama Panda dan Pramono Anung untuk menemui Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

        "Menurut pengakuan Tjahjo ke saya, dia cuma dua kali (diajak Jokowi berdiskusi). Sekali lima menit, habis Ratas (rapat terbatas), Sidang Kabinet, ngomong sambil berdiri. Sekali lagi waktu dia ditelepon ada KTP jatuh di jalan, menjelang Pemilu, KTP tercecer. Cuma dua kali," kata Panda.

        Panda tentu mempertanyakan mengapa Tjahjo diam saja kendati diperlakukan seolah ada dan tiada selama lima tahun seperti itu. "Kenapa kau nggak punya harga diri, Tjahjo? Kenapa kau tidak minta mundur?" tanya Panda kepada Tjahjo saat itu.

        "(Dia jawab) 'Ya aku nggak enak dengan Ibu, Ibu bilang yang sabar dan sebagainya'. Artinya karakter si Jokowi ini mampu memperlakukan Tjahjo begitu, lima tahun," sambung Panda.

        Baca Juga: Charta Politika Ungkap Anies Baswedan Akhirnya Bawa Pengaruh Positif Bagi Elektabilitas Nasdem, Tapi Nasib Demokrat dan PKSā€¦

        Bahkan Panda menyangsikan Jokowi akan menjadi lame duck walaupun sudah memasuki masa pendaftaran dan persiapan Pemilihan Presiden 2024 tahun depan. "Menurut faktanya, bisa dia mainkan," pungkas Panda.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: