Tak Mau Diumbar, Fadli Zon Beber Cara Penentuan Cawapres Prabowo Subianto, Simak!
Bursa pencapresan Pilpres 2024 terus jadi perhatian. Mengenai hal ini, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan penentuan cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 dilakukan secara internal, bukan berpatokan pada survei publik.
Hal itu dikatakan Fadli merespons Survei Charta Politika yang mengungkap elektabilitas Prabowo kalah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Saya kira, pasti kami gunakan (penelitian) internal dan itu juga akan dilakukan dengan cara-cara yang tidak diumbar," kata Fadli ditemui di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/12).
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu menyebut dalam menentukan cawapres untuk Prabowo, Gerindra tidak berpatokan pada peluang menang saja.
Di sisi lain, kata Fadli Zon, Gerindra juga harus memikirkan rekan koalisi dalam menentukan cawapres pendamping Prabowo.
"Tentu kami perlu melihat selain calon itu harus cocok, juga dinamika politik ke depan yang paling menentukan, kira-kira kami akan bersama siapa? Paling tidak, kan, yang sekarang dengan PKB," kata Fadli.
Sementara terkait temuan teranyar Charta Politika soal elektabilitas tokoh yang berpotensi menjadi Capres 2024, Fadli menjawab normatif.
Fadli menyebut Gerindra tidak menjadikan hasil survei terbuka itu pegangan dalam berpolitik sebelum Capres-Cawapres 2024 didaftarkan ke KPU.
"Survei-survei ini, kan, hanya indikator-indikator saja, tidak bisa dijadikan pegangan, apalagi dalam satu situasi bakal calonnya ini masih belum jelas," tuturnya.
Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru berjudul Persepsi Publik Terkait Kinerja Pemerintah dan Peta Elektoral Terkini.
Hasilnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi paling atas dengan elektabilitas 32,6 persen, disusul Anies Baswedan dan Prabowo.
"Pada pilihan tokoh sebagai calon presiden, Ganjar Pranowo (32,6 persen), Anies R. Baswedan (23,1 persen), dan Prabowo Subianto (22,0 persen) menjadi tiga nama teratas pilihan publik dalam simulasi 10 nama," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Selasa (29/11) kemarin.
Nama Ridwan Kamil menempati posisi keempat tokoh pemilik elektabilitas dengan 5,6 persen, disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 3,5 persen.
Survei Charta urvei dilakukan pada tanggal 4-12 November 2022 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Charta Politika mencatat 1220 responden yang tersebar di 34 provinsi terlibat dalam survei berjudul Persepsi Publik Terkait Kinerja Pemerintah dan Peta Elektoral Terkini.
Charta Politika menggunakan metodologi pengambilan sampel acak bertingkat atau multistage random sampling dengan toleransi kesalahan 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ast/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: