Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Komentari Ketua MUI DKI yang Jadi Relawan Anies Baswedan, Pengamat: Bisa Ganggu Keharmonisan Umat

        Komentari Ketua MUI DKI yang Jadi Relawan Anies Baswedan, Pengamat: Bisa Ganggu Keharmonisan Umat Kredit Foto: Instagram Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar, terpantau menjadi salah satu relawan pendukung calon presiden (capres) Partai NasDem, Anies Baswedan. Hal ini turut ditanggapi oleh Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga.

        Diketahui bahwa Munahar didapuk menjadi Dewan Pembina Barisan Pecinta dan Relawan Anies Baswedan (Baperan). Dalam kapasitasnya sebagai dewan pembina tersebut, Jamiluddin mengatakan bahwa hal itu sah-sah saja.

        Baca Juga: Dedek Prayudi Bantah Anies Bikin Warga Jakarta Lebih Bahagia: Datanya Gak Gitu Kok

        "Kalau dalam posisi itu tentu tidak ada masalah. Sebab hak setiap warga negara untuk menjadi relawan salah satu capres pilihannya. Siapa pun tidak boleh membatasi, apalagi melarangnya," ujarnya kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

        Ia mengatakan bahwa orang yang dilarang untuk mendukung calon presiden hanyak tiga, yaitu PNS, TNI, dan Polri. Di luar instansi tersebut, termasuk MUI boleh mendukung capres tertentu.

        "Karena itu, dukungan Munahar Muchtar kepada Anies melalui Baperan tentu tak perlu diributkan. Sebab, hal itu menjadi haknya sebagai warga negara dan dilindungi oleh UU," tegasnya.

        Baca Juga: Gabung ke Barisan Relawan Anies Baswedan, Orang MUI Diminta Mundur dari Jabatannya

        Namun begitu, jika dalam kapasitasnya sebagai Ketua MUI, pilihan Munahar untuk jadi relawan Anies pastinya akan menimbulkan gesekan di masyarakat.

        "Memang secara hukum tidak ada larangan menjadi relawan capres tertentu. Hanya saja, karena MUI menaungi semua umat, maka menjadi relawan salah satu capres dapat membuat gesekan. Hal itu dapat mengganggu keharmonisan umat," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: