Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Semakin Banyak Penghalang, Anies Baswedan Makin Perkuat Posisi Sebagai Pemimpin de Facto

        Semakin Banyak Penghalang, Anies Baswedan Makin Perkuat Posisi Sebagai Pemimpin de Facto Kredit Foto: Instagram Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Semakin mendekati Pilpres 2024, bakal calon presiden (bacapres) Partai Nasdem, Anies Baswedan semakin 'getol' melakukan safari politik.

        Namun tentu saja langkah yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak lepas dari adanya upaya penjegalan. 

        Banyaknya buzzer-buzzer yang menyerang Anies, menurut pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengatakan bahwa ini justru bisa memperkuat posisi Anies. 

        Baca Juga: Anies Diatas Angin, Megawati Mulai Pikir 'Singkirkan' Puan Maharani jadi Capres PDIP

        "Kalau istilah antropologi dia (Anies) itu totem. Benda magis. Jadi dia hadir apa nggak hadir, dia sudah dibayangkan ada," terang Rocky, dikutip pada Rabu (14/12/2022).

        Menurut Rocky, tingginya sorotan media terhadap Anies juga membuat publik semakin tergugah untuk mengikuti setiap langkah dan gagasan Bacapres 2024 Partai NasDem tersebut.

        "Jadi mengelu-elukan Anies bukan lagi soal gaya Anies di semua forum, tetapi rakyat sendiri sudah mendapatkan kimianya. Jadi gairah untuk perubahan politik sudah dibaca sejak awal," ucap Rocky.

        Diterangkan Rocky, psikologi massa tidak bisa dibaca dan ditafsirkan secara rasional. "Kita anggap aja memang makin lama bola salju Anies akan menggulir lebih cepat dan mengumpulkan massa lebih banyak," tutur Rocky.

        Baca Juga: Mau Jadi Next Jokowi, Anies Baswedan Dicap Pengkhianat Hingga Gak Punya Prestasi: Emang Dasarnya...

        "Jadi menghalangi Anies sudah percuma, nggak ada cerita lagi. Orang udah bilang Anies atau tidak, to be or not to be," imbuh figur yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut.

        Namun disampaikan Rocky, fenomena ini seketika ditanggapi negatif oleh Istana yang sedang berusaha menjegal Anies di Pemilihan Presiden 2024. Padahal langkah-langkah semacam ini dinilai sudah tidak lagi berguna.

        "Semakin upaya dia menjegal semakin dia menggumpal, itu yang nggak dipahami oleh Istana," jelas Rocky.

        "Harusnya sediakan saja penantang Anies, bukan penjegal Anies. Mending penantangnya yang dibikin bagus, supaya naik ring tinju nggak ronde pertama KO," sambungnya.

        "Kalau bahasa hukumnya kira-kira de facto ya, rakyat sudah mulai menginginkan Anies," jawab Hersubeno Arief.

        "Iya, de facto Anies sudah jadi presiden," sahutnya, menyebut Anies saat ini hanya dibatasi oleh kewajiban memenuhi persyaratan elektoral seperti pemilu. "Tapi faktual sudah jadi presiden."

        Baca Juga: Siap Getolkan Safari Politik Demi Maksimalkan Anies Baswedan Effect, Elite NasDem: Semua Harus...

        Rocky mendasarkan pernyataannya ini pada masifnya massa Anies yang berkumpul di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

        "Misalnya di Kabupaten Pangkep itu orangnya begitu masif dan menyatakan pilihan nggak ada lain selain Anies. Itu memang suatu fasilitas yang memang disediakan oleh sejarah, bukan disediakan oleh politik," ujar Rocky.

        "Nah politik justru mempercepat sejarah mengarahkan suara pada Anies. Rumus sosiologinya begitu," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: