Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Megawati, Surya Paloh, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto Disebut Sedang 'Pusing' Soal Pilpres 2024, Ada Apa?

        Megawati, Surya Paloh, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto Disebut Sedang 'Pusing' Soal Pilpres 2024, Ada Apa? Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa pencapresan pilpres 2024 terus jadi pembahasan tak terkecuali mengenai sosok King Maker. Mengenai hal ini, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut empat king maker mengalami dilema menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

        Mereka di antaranya ialah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

        Dua nama lainnya ialah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

        Baca Juga: Relawan Minta Masa Jabatan Jokowi Ditambah, Refly Harun Langsung Skakmat Balik: Kayak Kontrak Kerja, Ini Demokrasi Bung!

        Para king maker tersebut pusing menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan maju.

        Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari menjelaskan Paloh yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres mengalami dilemma.

        Sebab, suara Nasdem kuat di basis yang beroposisi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, saat ini Nasdem masih berada di dalam pemerintahan. Anies sendiri mengusung isu perubahan.

        "Dilemanya Surya Paloh, Partai NasDem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan,” kata Fitri, Selasa (20/12).

        Baca Juga: Amien Rais Bongkar Habis! Ternyata Gegara Masalah Video yang Buat Partai Ummat Nggak Lolos Jadi Peserta Pemilu

        Sementara itu, Megawati dinilai mengalami dilema soal elektabilitas figur yang akan diusung. PDIP sendiri memiliki dua kader yang berpeluang diusung, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

        Elektabilitas Ganjar mencapai 25,8 persen. Elektabilitas Puan hanya 2,9 persen. Nama lain yang berpeluang diusung ialah Prabowo Subianto yang elektabilitasnya 23,9 persen.

        "Jika menyerahkan Puan sebagai cawapres Prabowo, Ganjar akan dipinang partai lain sebagai capres,” kata Fitri.

        Menurut Fitri, PDIP juga dilematis apabila menjadikan Ganjar sebagai cawapres bagi Prabowo. Sebab, elektabilitas Ganjar lebih tinggi.

        “PDIP juga partai lebih besar dibandingkan Gerindra," ucap Fitri. Sementara itu, Airlangga mengalami dilema karena elektabilitasnya rendah.

        Baca Juga: Dedek Prayudi: Anies Itu Hanya Jago Kumpulkan Penghargaan, Tapi Tak Bisa Selamatkan Warga Jakarta

        "Jika Airlangga memilih cawapres dari Ganjar, bagaimana jika Ganjar dijodohkan dengan cawapres lain? Airlangga harus hidupkan kartu alternatif,” ucap Fitri.

        Dia mengatakan Prabowo juga dilema karena tingkat popularitasnya sudah mencapai angka 96 persen. Meskipun demikian, elektabilitas Prabowo jauh menurun dibandingkan Pilpres 2019.

        Baca Juga: Telak! Nggak Ada Lagi yang Bisa Dibanggakan, Rocky Gerung Sebut Jokowi Bakal Mati-matian Pertahankan Proyek IKN: Dia Sangat Delusional!

        "Pada Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 44,5 persen. Saat ini elektabilitas Prabowo berada di angka 23,9 persen," kata Fitri. (ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: