Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Agak Lain, Pakar Temukan Penyebab Pasar Energi Global Alami Pergeseran

        Agak Lain, Pakar Temukan Penyebab Pasar Energi Global Alami Pergeseran Kredit Foto: Reuters/Stefan Wermuth
        Warta Ekonomi, Washington -

        Sanksi Barat terhadap sumber daya energi Rusia memicu pergeseran aliran minyak dan gas global dan mengganggu hubungan ekonomi lama di seluruh dunia, Wall Street Journal melaporkan.

        Embargo Uni Eropa atas minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut mulai berlaku pada 5 Desember bersama dengan batas harga 60 dolar AS untuk ekspor minyak, sebagai bagian dari paket keenam sanksi terkait Ukraina yang dikenakan pada Moskow.

        Baca Juga: Perkembangan Harga Energi 2023 Akan Bergantung pada Pertumbuhan Ekonomi

        Larangan impor produk minyak UE seperti solar dan minyak tanah yang berasal dari Rusia akan mulai berlaku pada 5 Februari.

        Pembatasan tersebut mendorong Rusia, yang pernah menjadi pemasok terbesar Eropa, untuk mengubah rute ekspor energinya ke India dan China, di mana pembeli memanfaatkan diskon yang ditawarkan Moskow.

        Sejak akhir November, Rusia dilaporkan telah menjual minyak mentah Ural andalannya seharga 17 dolar AS kurang dari batas, WSJ melaporkan, mengutip Badan Energi Internasional.

        "Bahkan jika harga naik menjadi 100 dolar AS per barel, China dan India dapat terus membeli minyak Rusia jika mereka memiliki akses ke asuransi mereka sendiri," kata kepala penelitian di perusahaan konsultan minyak Energy Aspects, Amrita Sen.

        Rusia meningkatkan pengiriman minyak ke China sebesar 17% pada November dari tahun sebelumnya menjadi 7,81 juta ton, total tertinggi sejak Agustus, menyalip Arab Saudi sebagai pemasok utama negara tersebut.

        Pengiriman Moskow ke India melonjak menjadi 1,4 juta barel per hari pada November, dibandingkan dengan hanya 36.000 barel per hari pada tahun sebelumnya, menurut penyedia data komoditas Kpler.

        Penyulingan India mendapat untung dari penjualan produk minyak yang dibuat dari minyak olahan Rusia ke Eropa yang kekurangan energi, menikmati pengecualian yang diizinkan oleh program sanksi blok tersebut.

        Produk minyak Rusia juga telah dialihkan ke pasar di Afrika dan Amerika Latin, menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Aleksander Novak.

        Sementara itu Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan pengekspor energi utama Timur Tengah lainnya telah mengalihkan fokus mereka dari pasar tradisional di Asia dan menuai keuntungan dari meroketnya harga bahan bakar fosil di Eropa.

        Arab Saudi adalah yang tumbuh paling cepat di antara pemasok minyak lainnya ke UE pada kuartal ketiga, dengan pangsa pasar 9,1% dari impor bahan bakar blok tersebut, dibandingkan dengan rata-rata 5,1% tahun lalu, menurut Eurostat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: