Ekonomi Centre of Reform on Economic (Core) Indonesia Yusuf Rendi Manilet menyebut perkembangan harga energi global pada tahun 2023 akan sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi global.
Di mana pada tahun ini pertumbuhan ekonomi global diperkirakan relatif lebih rendah dibandingkan dengan catatan tahun 2022.
"Pertumbuhan ekonomi China yang menjadi konsumen energi global terbesar, akan dipengaruhi oleh dampak pelonggaran kebijakan zero tolerance terhadap COVID-19 pada tahun depan," ujar Yusuf saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Rabu (11/1/2023).
Baca Juga: Tengah Pekan, Harga Minyak Mentah Dunia Stabil
Yusuf menilai bahwa semakin longgar penanganan Covid-19, maka pemulihan mobilitas masyarakat dan supply chain akan berdampak pada peningkatan konsumsi energi.
Di samping itu, harga energi minyak mentah masih akan dipengaruhi oleh keberlanjutan perang Rusia-Ukraina dan respons kebijakan negara-negara Eropa terhadap perang tersebut.
"Salah satunya adalah pemberian sanksi Uni Eropa, Australia, dan G7 kepada Rusia berupa pembatasan harga impor minyak mentah Rusia yang berpotensi menurunkan harga komoditas itu di pasar global," ujarnya.
Lanjutnya, pengaturan produksi negara-negara produsen, khususnya yang tergabung dalam OPEC Plus, terhadap fluktuasi harga minyak, di samping motif untuk mempertahankan pendapatan, juga akan sangat dipengaruhi oleh tekanan politik dari negara-negara besar, seperti Amerika Serikat.
"Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi global, terutama negara-negara berkembang seperti China, merupakan faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi harga minyak mentah tahun depan," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement