Jokowi Dianalogikan Bagai Firaun, Ulama Balik Kuliti Habis Cak Nun: Melenceng, Jauh dari Kebijaksanaan...
Ulama KH Muhammad Abbas Billy Buntet Cirebon alias Gus Abbas Buntet Cirebon menyorot tajam pernyataan dari Emha Ainun Najib alias Cak Nun baru-baru ini.
Dirinya mengatakan cendikiawan muslim tersebut telah melakukan kesalahan fatal dengan menyamakan Joko Widodo alias Jokowi dengan sosok Firaun.
Baca Juga: Ekonomi Moncer, Hukum Ditegakkan, Kinerja Jokowi Makin Disambut Apresiasi Positif Publik
Menurutnya, ucapan dari Cak Nun tersebut sudah bisa dianggap melenceng dari segi agama karena bisa menimbulkan masalah serius dalam hubungan bermasayrakat.
"Dilihat dari tataran agama salah, menganalogikan Jokowi dengan firaun itu kesalahan fatal. Segi agama kan Jokowi muslim, firaun kafir. Itu melenceng. Itu bisa menimbulkan asumsi yang kurang bagus dan meracuni rakyat dalam hal berdemokrasi secara sehat. Kita boleh beda pendapat tapi tidak boleh menjelek-jelekkan apalagi mohon maaf memberi julukan yang tidak pantas. Itu sangat dilarang oleh agama," terangnya seperti dikutip Senin (23/1/2023).
Ia menerangkan bahwa seseorang yang memberi julukan kepada orang yang dibenci itu termasuk orang yang munafik.
"Kata Imam Jalaluddin Al Mahali siapa yang memberi julukan kepada orang yang dibenci itu termasuk orang yang di dalam hatinya ada titik kemunafikan," ucapnya.
"Saya tidak suka ada julukan ada cebong kadrun dan kampret, itu jangan. Allah saja memanggil kita dengan panggilan yang begitu baik dan indah, tapi kenapa kita memanggil sesama muslim dengan panggilan yang kurang baik. Itu jauh dari kebijaksanaan, dan jangan kalian tiru," imbuhnya.
Ia meminta Cak Nun untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata sebab dirinya bukanlah ulama yang bisa berfatwa. Gus Abbas berharap melalui kajian Maiyahnya Cak Nun justru bisa lebih fokus dalam mensyiarkan pembenahan moral dan akhlak.
"Saya minta ke Cak Nun ajang maiyah jadi pembenahan moral dan akhlak. Jadi bagaimana? Cak Nun harus mengerti bagaimana tentang berakhlak, bagaimana tentang mengucap sesuatu, karena mohon maaf Cak Nun itu bukan ulama beliau budayawan," ujarnya.
Dirinya juga mengungkit bahwa Cak Nun bukanlah seorang ulama, tak boleh berbicara mengenai urusan fatwa karena hal itu urusan ulama.
"Boleh bicara masalah agama, boleh bicara akhlak tapi ingat jangan fatwa, karena itu urusan mufti urusannya ulama. Seumpama tidak tahu Al Quran, hadits lalu bicara quran dan hadits lalu fatwa, yang ada itu yang timbul bukan dakwah tapi syaiton," tegasnya.
Cak Nun sendiri setelah pernyataan Jokowi Firaun viral, segera merespon dengan minta maaf. Ia bahkan mengaku ketika pernyataan itu terucap dirinya tengah kesambet.
"Saya minta maaf kepada semua yang terciprat menjadi tidak enak atau menjadi menderita atau menjadi apapun oleh ucapan saya itu," ucapnya saat momen Mocopat Syafaat dan Tawashshulan di Kasihan, Bantul beberapa waktu lalu.
"Kita harus memahami bahwa hidup kita nomor satu adalah ruh kita. Maka kita mulai tahun 2023 aktivasi ruh itu dan di puncak aktivasi ruh itu saya sendiri yang diberi ujian oleh Allah. Jadi ketika sedang indah-indahnya Maiyah, ketika sedang puncak-puncaknya hidayah Allah menabur ke Maiyah itu saya sendiri yang terpeleset. Artinya saya dikasih ujian oleh Allah yang luar biasa, meneng-meneng aku ki ngomong hal Firaun coba. Dan itu saya kesambet," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: