Gelagat Jokowi yang Santai Dicaci Maki Akhirnya Dibaca Budayawan: Dalam Teori Komunikasi Tradisional Jawa...
Budayawan Mohamad Sobary mengatakan pihak yang suka merendahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa dirinya hebat dan hanya ingin mendapatkan perhatian.
Akan tetapi, hinaan dan keinginan perhatian para pembenci itu dianggap angin lalu oleh Jokowi.
Sikap Jokowi itu dinilai Sobary karena sang presiden tak ingin menciptakan seorang pahlawan dengan memenjarakan para pengkritik.
Sebab, Jokowi pernah menyampaikan bahwa dia sudah berada di level serendah-rendahnya. Oleh sebab itu, dia tak perlu berupaya untuk merendahkannya lagi.
"Pak Jokowi tidak mau mencetak pahlawan, soalnya begitu dilaporin mereka jadi pahlawan. Pak Jokowi diamkan saja. Jokowi pernah bilang "aku mau dijatuhkan, aku sudah tidak punya tempat untuk jatuh karena sudah di tempat yang paling bawah", tambahnya.
"Dan Jokowi juga tidak marah itu artinya tidak mau membuat pahlawan. Lebih khawatir nanti kalau orang yang enggak penting tiba-tiba malah jadi pahlawan," kata Sobary dalam wawancaranya dengan Eko Kuntadhi.
Kata Sobary, diamnya Jokowi tersebut begitu efektif diterapkan. Pasalnya, sikapnya mampu meredam pihak yang berseberangan.
"Misalkan ada maha guru, dosen bilang Jokowi itu goblok. Kalau kita ngejek orang dan kita ditanggapi berarti kalau dalam teori komunikasi tradisional Jawa itu artinya ada orang yang diluhurkan ada orang disepadankan," tegasnya.
Menurutnya, diamnya Jokowi menandakan bahwa sang presiden tahu bahwa sosok yang mencaci makinya adalah seekor kucing yang merasa dirinya macan.
"Tetapi kalau orang itu tidak pernah digubris sama sekali, dia yang sakit. Karena Pak Jokowi itu ngertinya kucing, kucing kurus lagi, tapi dia merasanya macan," jelasnya.
Sebelumnya, materi ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi Firaun membuat para pihak pendukung Jokowi panas. Alhasil, Cak Nun menjadi topik pembicaraan paling populer di Twitter dalam tiga hari terakhir.
Adapun dalam ceramahnya, Cak Nun menyebut Indonesia telah dikuasai sebuah sistem kekuasaan yang kuat. Di mana Jokowi diibaratkan sebagai Firaun hingga pengusaha Anthony Salim sebagai perlambangan Qorun.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga terus Haman yang namanya Luhut," kata Cak Nun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement