Ngeri, Isi Ultimatum Hungaria buat Negara-negara Uni Eropa Gak Bisa Diremehin!
Kerja sama dengan Rusia dalam energi nuklir sangat penting bagi Hungaria. Budapest akan menentang setiap proposal untuk memberlakukan sanksi atas kemitraan tersebut, kata Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto berjanji.
“Kami tidak akan pernah menerima satu keputusan pun yang akan membatasi kerja sama nuklir dengan Rusia, tidak peduli seberapa kecilnya, karena itu akan membahayakan keamanan energi nasional kami,” kata diplomat tinggi tersebut, Senin (23/1/2023) dalam konferensi pers di Brussel.
Baca Juga: Konsisten Banget Jebloskan Perekonomian Rusia ke Jurang, Uni Eropa Tambah Sanksi Terkuat
Seperti diwartakan RT, pejabat itu berbicara kepada media setelah pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa.
Szijjarto mencatat bahwa Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba, yang menghadiri acara tersebut secara virtual, “menuntut agar sektor nuklir Rusia diberi sanksi.”
Beberapa negara anggota mendukung gagasan itu, menurut Szijjarto, tetapi Hungaria tidak mau menerimanya.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Paks menyumbang setengah dari listrik yang dihasilkan di Hungaria dan mencakup sepertiga dari permintaan domestiknya, menteri mengingatkan semua orang.
Jika sanksi anti-Rusia menghentikan rencana untuk memperluas fasilitas, pasokan energi negara untuk beberapa dekade berikutnya tidak akan terjamin, tambahnya.
Pembangkit tersebut, yang merupakan satu-satunya di negara itu, ditugaskan pada awal 1980-an dan menggunakan teknologi nuklir Soviet. Hungaria ingin melipatgandakan kapasitasnya dengan dua reaktor baru, yang dibangun oleh Rusia.
Szijjarto mengatakan dia telah memberi tahu Komisi Eropa tentang posisi tanpa kompromi Budapest. Langkah-langkah yang akan dimasukkan oleh badan tersebut dalam paket ke-10 sanksi anti-Rusia belum dibagikan dengan pemerintah nasional, mungkin paling cepat paruh kedua minggu ini, ungkapnya.
Hungaria berharap pembatasan baru tidak akan membuat UE “terburu-buru lebih jauh ke jalan buntu”, tambah menteri itu. Szijjarto menegaskan kembali penilaian pemerintahnya bahwa sanksi telah gagal karena gagal menghentikan konflik di Ukraina dan menyakiti mereka yang memberlakukannya lebih dari yang mereka lakukan di Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: