Lansia Ditangkap Gara-gara Bom Surat yang Sempat Gegerkan Spanyol
Pihak berwenang Spanyol telah menangkap seorang tersangka yang diduga berada di balik kampanye bom surat akhir tahun lalu, yang mengakibatkan seorang karyawan di kedutaan Ukraina mengalami luka ringan.
Awal bulan ini, The New York Times mengklaim bahwa Rusia telah mengarahkan pelaku, yang oleh Moskow dibantah sebagai pemalsuan total.
Baca Juga: Duar! 7 Orang Tewas Usai Bom Meledak di Restoran di Turki
Pada Rabu (25/1/2023), saluran TV La Sexta Spanyol melaporkan bahwa tersangka, seorang pensiunan berusia 74 tahun dari provinsi utara Burgos, dilaporkan tidak diketahui sebagai anggota kelompok politik mana pun. Dia akan dibawa ke hadapan hakim Jumat depan, menurut penyiar.
Laporan tersebut mengklaim bahwa pihak berwenang telah berhasil mendapatkan petunjuk berharga dari paket yang dikirim ke Pusat Satelit Uni Eropa di Pangkalan Udara Torrejon.
Karena bom tidak meledak, polisi berhasil mengumpulkan DNA tersangka dan sampel kursifnya, saran artikel itu.
Tulisan tangan itulah yang membuat para pejabat percaya bahwa pelakunya mungkin seorang senior, ungkap La Sexta.
Apalagi, amplop itu sendiri rupanya aneh. Polisi kemudian menganalisis rekaman CCTV dari Kantor Pos tempat pengiriman paket, dan juga memeriksa semua pembeli baru-baru ini dari amplop tersebut. Semua upaya ini memungkinkan penyelidik untuk menentukan kemungkinan tersangka, kata laporan itu.
Selama akhir pekan, The New York Times memuat laporan yang mengklaim bahwa Moskow telah mengatur kampanye pengeboman, dengan mengarahkan "kelompok militan supremasi kulit putih". Kedutaan Rusia di Spanyol dengan cepat menganggap publikasi tersebut sebagai publikasi "fantasi", dengan menunjukkan bahwa artikel tersebut tidak memberikan bukti.
Serangan yang dimaksud terjadi pada akhir November dan awal Desember 2022. Insiden khusus yang menarik banyak perhatian media melihat paket bahan peledak tiba di misi diplomatik Ukraina di ibu kota Spanyol. Akibatnya, seorang karyawan mengalami luka ringan.
Bom surat juga dikirim ke kedutaan AS di Madrid dan ke kediaman Perdana Menteri Pedro Sanchez, serta ke Kementerian Pertahanan Spanyol, pusat satelit di Pangkalan Udara Torrejon, dan ke pabrik senjata Instalaza di Zaragoza, yang memproduksi peluncur granat yang ditujukan untuk Ukraina.
Laporan media menyatakan pada saat itu bahwa polisi Spanyol percaya bahwa satu orang berada di belakang kampanye teror yang bertentangan dengan sebuah kelompok. Pada saat itu, para pejabat juga dilaporkan mengesampingkan keterlibatan dinas intelijen Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto