Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Burundi Negara Termiskin di Dunia, Begini Kehidupannya

        Burundi Negara Termiskin di Dunia, Begini Kehidupannya Kredit Foto: Reuters/Goran Tomasevic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Burundi adalah negara di bagian Afrika timur yang dikelilingi oleh Rwanda di sebelah utara, Tanzania di timur, Kongo di barat dan Danau Tanganyika. Luas negaranya hanya 27.834 kilometer persegi.

        Burundi merupakan salah satu negara di Afrika yang batas daratnya tidak ditentukan oleh peraturan dari penjajah yang pernah mendatangi benua Afrika. Meskipun negara ini tidak mempunyai batas laut, banyak dari perbatasan daratnya bersebelahan dengan Danau Tanganyika. Nama negara ini berasal dari Bahasa Bantu yaitu Kirundi.

        Baca Juga: Bendera Rusia Berkibar di Negara Afrika Ini! Ternyata Dipicu Pengumuman dari Prancis

        Kehidupan di Burundi

        Burundi menjadi negara sangat miskin. Jika dibanding dengan Indonesia, pendapatan per kapitanya 11 kali lebih kecil daripada Indonesia sebesar USD270 atau Rp4.050.000 saja. Negara ini mengalami krisis ekonomi sejak tujuh tahun yang lalu dan masih berlangsung hingga saat ini, sehingga kehidupan di Burundi menjadi sangat sulit.

        Tanpa batas laut, Burundi menghadapi tekanan jumlah penduduk dan sumber daya alam yang sedikit, selain juga memiliki paling banyak konflik di Afrika dan di dunia.

        Ukurannya yang kecil menutupi masalah besar yang dihadapi dalam mencari penyelesaian klaim supremasi dari minoritas Tutsi yang berkuasa dengan permintaan partisipasi politik dari suku mayoritas suku Hutu.

        Dikutip dari YouTube Ruhi Cenet Bahasa Indonesia, Jumat (27/1/2023), sebanyak 65 penduduk Burundi berusia di bawah 25 tahun, 32 persen berusia di bawah 15 tahun dan hanya 3 persen saja yang berusia di atas 65 tahun ke atas. Burundi menjadi negara dengan jumlah anak yang mengalami malnutrisi tertinggi di dunia.

        Menurut data Global Hunger Index (GHI), level kelaparan penduduk di Burundi terus meningkat dan bertambah buruk setiap tahun. Tercatat terdapat 65 persen anak di bawah usia 5 tahun yang menderita kelaparan dan gizi buruk.

        Jumlah populasi negara ini sekitar 12,5 juta jiwa dan sebagian besar hidup dalam kemiskinan. Negara dengan luas yang tidak seberapa ini memiliki jumlah penduduk yang bisa dibilang cukup banyak, namun kebanyakan dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan.

        Mereka kesulitan memberi makan diri sendiri beserta keluarga. Itulah yang menyebabkan Burundi juga dikenal sebagai salah satu negara paling tidak bahagia di dunia. 

        Sekitar 80 persen rakyat Burundi bekerja di sektor pertanian dan sangat bergantung pada sektor ini, sehingga sebagian besar mereka berprofesi sebagai petani. Namun, hal tersebut ternyata tidak dapat membuat mereka sejahtera.

        Hanya sebagian kecil warga yang dapat mengakses listrik di rumahnya. Bahkan karena keterbatasan ini, ada kedai yang sampai membuka jasa untuk mengisi daya ponsel. Mayoritas telepon genggam yang digunakan pun masih produk lama.

        Sebagian besar pekerjaan di Burundi masih mengandalkan tenaga manusia dibanding teknologi. Teknologi yang mereka miliki masih minim dan belum berkembang seperti di negara kita, sehingga mereka masih sangat mengandalkan tenaga rakyat.

        Daging yang mereka konsumsi hanya dua persen dari total makanan yang biasa dikonsumsi. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak anak-anak di Burundi meninggal dunia sebelum usia 5 tahun. Selain itu, banyak pula dari mereka yang akhirnya kekurangan zat-zat penting dan mengakibatkan masalah IQ serta perkembangan fisik lainnya. 

        Mirisnya, sebagian besar anak-anak lebih memilih bekerja dibanding bersekolah. Hanya 32 persen penduduknya yang berhasil menyelesaikan sekolah menengah dan kurang dari satu persen yang melanjutkan ke universitas.

        Hal ini terjadi karena mereka berpikir bahwa sekolah tidak akan memberikan dampak positif dalam menunjang perekonomian keluarga, sehingga sebagian besar anak-anak di sana lebih memilih untuk membantu orang tua dalam mencari uang. 

        Itulah kehidupan di negara Burundi, seharusnya kita bersyukur masih bisa tinggal di negara seperti Indonesia yang sudah berkembang sekarang ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait