Jokowi-Paloh Dikabarkan Sudah Bertemu, Nasib Pencapresan Anies di Ujung Tanduk?
Tanpa diketahui publik sebelumnya, ternyata Ketua Umum Partai NasDem bertemu Presiden Joko Widodo di Istana, Kamis (26/1) lalu. Apa yang mereka obrolkan masih jadi misteri.
Namun, banyak yang menduga-duga, usai pertemuan ini, pencalonan Anies Baswedan yang didukung penuh NasDem bisa ambyar. Sedangkan isu reshuffle yang menyasar menteri-menteri NasDem bisa jadi hambar.
Kabar adanya pertemuan Paloh dengan Jokowi itu, baru diketahui publik kemarin siang. Kabar ini, dikonfirmasi kebenarannya oleh Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni.
"Iya (Paloh bertemu Jokowi), kemarin sore (Kamis sor). Saya dengar," kata Wakil Ketua Komisi III DPR ini. Menurut "Sultan" asal Tanjung Priok ini, pertemuan Paloh dan Jokowi dilakukan secara mendadak. Paloh datang ke Istana karena dipanggil Jokowi. "Mendadak juga (pertemuannya), di Istana," tambahnya.
Soal isi pertemuan, Sahroni mengaku belum tahu. Yang pasti, dia yakin, pertemuan Paloh dan Jokowi itu, bersifat positif. "Feeling saya pasti positif karena sudah dipanggil," imbuhnya.
Informasi lebih detail disampaikan Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto. Kata dia, pertemuan Paloh dan Jokowi lebih dari 1 jam. Salah satu yang dibicarakan adalah Pilpres 2024.
"Saya yakin (Pilpres) dibahas. Saya yakin, ini interpretasi saya ya," ucapnya, usai menghadiri pertemuan Tim Kecil Koalisi Perubahan, di rumah Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kemarin.
Namun, kata dia, tema Pilpres bukan satu-satunya yang dibahas. Masih banyak lagi.
Pihak Istana juga membenarkan adanya pertemuan Paloh dan Jokowi. "Betul, ada pertemuan tersebut kemarin sore," ucap Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, kemarin. Namun, Bey tidak mengungkapkan rincian isi pertemuan tersebut.
Apa dampak dari pertemuan ini? Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpendapat, pertemuan Paloh-Jokowi ini berpengaruh pada pencapresan Anies dan reshuffle kabinet. Sebab, sebelumnya Paloh dijauhi Jokowi gara-gara mendeklarasikan Anies sebagai capres dan kemudian muncul desakan agar menteri-menteri NasDem di-reshuffle.
Dengan pertemuan itu, bisa saja NasDem balik kanan dan tak jadi mengusung Anies. Sebagai ganjarannya, menteri-menteri NasDem aman dari reshuffle. "Mungkin saja seperti itu, " kata Agung, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Agung melanjutkan, Anies mungkin saja tidak ditingkatkan secara penuh oleh NasDem. Tapi, ditawarkan menjadi cawapres untuk maju dari Koalisi Indonesia Raya (KIR) bersama Gerindra dan PKB.
"Artinya, kans Anies di titik ini hanya sebagai cawapres ketika kelak bergabung ke KIR atau koalisi lain. Itu pun juga tak pasti," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar