- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Lawan Ketidakadilan Pabrik Sai Apparel Grobogan, Erma Oktavia: Manajernya Gak Takut Tuhan!
Erma Oktavia menjadi sorotan publik setelah videonya "Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit" viral di media sosial. Erma merupakan pengurus Serikat Pekerja (SP) Spring di PT Sai Apparel Indonesia (SAI). Erma bersama SP Spring memperjuangkan perlawanan terhadap ketidakadilan yang diterima karyawan di SAI.
Dalam sebuah kesempatan, Erma mengatakan bahwa video tersebut merupakan buntuk kekesalan dan keprihatinan Erma terhadap masalah yang dihadapi karyawan SAI, mulai dari lembur yang tidak dibayar, sulitnya kebebasan berserikat, hingga aturan-aturan yang dipaksakan perusahaan, seperti karyawan dipaksa membayar parkir.
"Saya sangat prihatin. Sehari sebelum video itu, saya dikatain gila dan saya diusir. Pak Saji (General Manager SAI) marah-marah 'Keluarin dia dari sini, orang gila dia' begitu," ungkap Erma dalam video YouTube Rumahnya Buruh bertajuk "Persatuan Buruh Grobogan Bersama Kawan Erma Karyawan PT Sai Apparel Grobogan || Kronologi" disimak pada Kamis, 9 Februari 2023.
Erma pun mengaku sempat ditegur oleh GM tersebut saat mematikan panel listrik ketika hendak pulang. Erma sempat menanyakan kesalahan apa yang ia buat sehingga dimarahi sedemikian rupa. Namun, GM tersebut tidak dapat menjelaskan letak kesalahan Erma.
"General Manager meminta saya menghapus video dan membuat berita klarifikasi bahwa berita (video) itu gak benar. Saya gak mau. Dikiranya anak SP Spring itu culun-culun gitu," lanjutnya.
Erma sejatinya sudah melakukan beberapa komunikasi dengan pihak HRD mengenai perlakuan GM terhadap karyawan. Pihak HRD pun mengaku kewalahan menghadapi GM tersebut.
"Artinya memang manajer-manajernya yang nakal gak mau ikuti aturan pemerintah. Gimana saya mau menghormati dia kalau dia gak menghargai karyawan?" tanya Erma.
Menurutnya, para karyawan dan SP Spring tidak menuntut banyak terhadap perusahaan. Erma menjelaskan, pihaknya tidak masalah jika perusahaan tidak memberikan tunjangan makan dan transport. Namun, ia mengaku keberatan dengan paksaan membayar parkir dengan ancaman tidak akan diperpanjang kontrak.
Baca Juga: Supaya Duit Buruh Enggak Dirampok, KSPSI Bentuk Desk Jamsos
"Parkir harus bayar dan dia di situ mengaku ke wartawan bayarnya Rp5.000 padahal Rp10.000. Bener-bener gak mau jeleknya kebongkar," katanya lagi.
Erma menambahkan, efisiensi memang penting, tetapi kesehatan karyawan jauh lebih penting.
"Mana ada orang kerja 24 jam. Ya Allah, itu kan manajernya yang gak takut sama pemerintah daerah, sama Tuhan juga gak takut. Minta saksi, saya kasih saksi masih gak mau ngaku. Gimana gak marah, udah tau salah masih bohong kan?" tegasnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: