Kaget, Ancaman Intelijen Ini Bikin Organisasi Tanggap Darurat Israel Angkat Kaki dari Turki
Organisasi tanggap darurat Israel United Hatzalah pada Minggu (12/2/2023) mengumumkan bahwa mereka meninggalkan Turki setelah enam hari di lapangan.
Kepala eksekutif United Hatzalah Eli Pollack dan wakil presiden operasi Dov Maisel mengatakan adanya ancaman keamanan yang signifikan.
Baca Juga: Mukjizat, Remaja Turkiye Selamat Setelah 94 Jam Tertimbun: Aku Berdoa dan Salat 5 Waktu
"Kami menerima ancaman intelijen yang konkret dan langsung terhadap delegasi Israel dan kami harus mengutamakan keamanan personel kami," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN.
“Kami tahu bahwa ada risiko tertentu dalam mengirim tim kami ke daerah Turki ini, yang dekat dengan perbatasan Suriah, tetapi kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi ancaman demi misi penyelamatan nyawa kami,” Maisel dikatakan.
Karena belum tentu ada satu ancaman khusus yang mendorong keputusan tersebut, tetapi ada dua kekhawatiran umum, pertama kedekatan dengan perbatasan Suriah dan kota Gaziantep di Turki, yang telah menyaksikan aktivitas ISIS selama bertahun-tahun, dan meningkatnya kerusuhan di antara warga Turki atas tanggapan buruk pemerintah mereka terhadap gempa bumi.
Times of Israel melaporkan, Juru bicara United Hatzalah mengatakan penduduk Marash dan daerah sekitarnya, di mana lebih dari 10.000 orang diperkirakan tewas dalam gempa tersebut, semakin frustrasi dengan penanganan gempa bumi oleh pemerintah dan ada kekhawatiran bahwa ini dapat mengakibatkan kekerasan.
“Ada ancaman terhadap berbagai delegasi internasional untuk menculik orang dan meminta uang tebusan agar pemerintah tidak dapat memenuhi rencananya. Bukan hanya tim Israel yang menyelesaikannya, tetapi banyak tim lain juga mulai menyelesaikannya karena ini, karena cara penduduk setempat menerima pesan pemerintah,” kata juru bicara itu.
United Hatzalah mengirim sekelompok sekitar 40 sukarelawan, sebagian besar profesional medis, yang membantu upaya penyelamatan di Turki selatan, khususnya di Kahramanmaras, juga dikenal sebagai Marash, salah satu kota yang paling parah dilanda gempa minggu lalu. Delegasi dijadwalkan untuk kembali setelah 10 hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto