Pendukung atau loyalis Jokowi, Rinny Budoyo mengungkapkan Jokowi punya andil besar dalam pembangunan moda transportasi massal di Indonesia.
Menurutnya, negara-negara maju sangat erat dengan kehadiran transportasi massal seperti MRT, LRT, dan Kereta Cepat. Hal itu menurutnya telah dilakukan oleh Jokowi untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
“Kalau diingat semua moda transportasi massal yang sudah umum di negara maju (MRT, LRT, Kereta Cepat) ternyata semuanya barang baru buat bangsa Indonesia, dan semua ini baru terwujud di masa kepemimpinan Presiden Jokowi,” jelas Rinny di kanal Youtube 2045 TV, dikutip Selasa (14/2/23).
Ia pun mengakui bahwa Jokowi bukan penggagas utama dari moda transportasi tersebut. Bahwa sebelumnya sudah ada penggagas dari rencana transportasi tersebut.
Tetapi menurutnya, semua itu hanya angan-angan tanpa kehadiran sosok Jokowi yang menurutnya punya kemampuan melakukan eksekusi sebuah rencana.
“Rencana dan angan-angan tanpa kemampuan eksekusi adalah big zero, rencana angan-angan tanpa kemampuan eksekusi nggak akan menghasilkan apa-apa selain rencana dan angan-angan saja,” jelasnya.
“Di situlah pada kemampuan eksekusi itulah bangsa kita diberkahi dengan kehadiran seorang Jokowi. Bisa jadi tanpa Jokowi sampai sekarang ini rencana pembangunan MRT, LRT, dan Kereta Cepat hanya angan-angan saja,” lanjutnya.
Atas semua capaian tadi menurut Rinny, Jokowi perlu mendapat julukan baru yang melekat atas kinerjanya.
Setelah sejumlah julukan telah diberikan, ia menyebut Jokowi pantas mendapat julukan Bapak Transportasi Massal Indonesia.
“Selain bapak infratstuktur, bantuan sosial, investasi Indonesia, Jokowi juga layak disebut Bapak Transportasi Massal Indonesia,” ungkapnya.
“Jokowi adalah presiden yang benar-benar komit dan benar-benar mewujudkan transportasi massal berbasis rel di tanah air,” tambahnya.
Untuk diketahui, Kementerian BUMN mengajukan pinjaman sebesar Rp8,3 Triliun ke China Development Bank (CDB) untuk menutup bengkaknya biaya kereta cepat Jakarta-Bandung(KCJB).
"Nanti porsi yang kita butuhkan sekitar USD550 juta pinjamannya sedang kita ajukan ke CDB," ungkap Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di gedung DPR RI, dikutip dari laman SindoNews, Selasa (14/2/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: