Presiden Jokowi Banggakan Hilirisasi Sumber Daya Alam Sudah ‘Mantul’, Kepala Daerah Curhat Hasilnya Tak Bisa Dinikmati Rakyat
Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu atau Said Didu mengatakan program hilirisasi industri yang digembar-gemborkan presiden Jokowi tidak menghasilkan apa-apa.
“Ya dilapangan kenyataannya, pejabat-pejabat daerah sudah menyatakan tidak dinikmati oleh rakyat akhirnya uang itu sebenarnya tidak kembali,” kata dia.
“Akhirnya saya katakan adalah bungkus untuk memberikan karpet merah kepada investor-investor tertentu yang bagi kita itu adalah pidato (dari presiden Jokowi) halusinasi itu,” tambahnya.
Baca Juga: Investasi Asing di Indonesia Diklaim Naik, Said Didu: Ya, Dari Investor yang Korup Juga!
Hilirisasi kata dia bisa berubah menjadi halusinasi apabila dirancang dengan salah. Pada dasarnya kan hilirisasi adalah memproses sesuatu menjadi produk hilir atau produk yang siap dinikmati.
“Umpamanya batubara, ya batubara hilirisasi bisa jadi listrik, bisa jadi gas. Atau tembaga, maka dia diubah kemudian menjadi biasanya sebagian besar menjadi kabel listrik dan komponen-komponen listrik lainnya. Nah biasanya pabrik kabel yang terakhir dianggap hilirisasi,” kata dia.
“Kemudian, timah itu kan itu jadi berbagai jenis produk timah kaleng-kaleng timah itu kan kemudian itulah hilirisasi,” tambahnya.
Tapi intinya kata Said, hilirisasi adalah nilai tambah. Yaitu berapa nilai tambah apabila SDA diproses lebih lanjut.
Baca Juga: Investasi Asing di Indonesia Diklaim Naik, Said Didu: Ya, Dari Investor yang Korup Juga!
“Contoh yang paling gampang, kalau Anda makan mangga apakah lebih mahal mangga jus mangga daripada mangga mentah? Ya, belum tentu karena tergantung pasarnya,” kata dia.
“Jadi tidak selalu hilirisasi itu kemudian memiliki nilai tambah, apalagi kalau caranya salah,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: