Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aksi Dokter Militer yang Merawat Korban Gempa di Turki, Bikin Haru

        Aksi Dokter Militer yang Merawat Korban Gempa di Turki, Bikin Haru Kredit Foto: Reuters/Sertac Kayar
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Para dokter militer yang bekerja di rumah sakit lapangan bergerak merawat luka para korban di wilayah Kahramanmaras Turki, pusat gempa kembar 6 Februari yang kuat.

        Rumah sakit lapangan keliling, yang didirikan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Turki, telah melayani sekitar 1.000 pasien sejak hari ketiga gempa.

        Baca Juga: Dua Orang WNI Korban Gempa Turki Belum Ditemukan, Basarnas Gerak Cepat

        Sebanyak 74 personel, termasuk 10 dokter militer, bertugas di 21 tenda dan 19 kontainer yang dipasang di halaman parkir RS Kota Necip Fazil.

        Mustafa Gerek, kepala dinas kesehatan militer, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa rumah sakit lapangan tersebut memiliki banyak area seperti unit perawatan intensif dan ruang operasi.

        “...sayangnya, rumah sakit negara tempat kami berada tidak dapat memulai aktivitasnya secara penuh karena rusak akibat gempa. Rumah sakit lapangan kami memenuhi kebutuhan terbesar di sini,” kata Gerek.

        Memperhatikan bahwa mereka melakukan 21 prosedur bedah besar di rumah sakit lapangan, dia mengatakan mereka memindahkan pasien ke rumah sakit lain ketika sudah stabil.

        “Teman-teman kami di sini bekerja sepanjang waktu,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka dapat memenuhi permintaan yang dibutuhkan siang dan malam.

        Menurut angka terbaru, lebih dari 36.100 orang telah tewas dan lebih dari 108.000 lainnya terluka setelah dua gempa besar melanda Turki selatan dalam waktu hanya beberapa jam pada 6 Februari, yang berdampak pada lebih dari 13 juta orang.

        Gempa berpusat di Provinsi Kahramanmaras dan mengguncang 10 provinsi lainnya, yakni Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.

        Hal itu juga dirasakan di beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah, di mana jumlah korban tewas mencapai 3.600 orang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: