Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melaporkan, ada dua orang warga negara Indonesia (WNI) korban gempa di Turki yang saat ini masih berstatus tidak dapat dihubungi.
Merespons kondisi tersebut, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, Tim Perlindungan WNI KBRI Ankara dan Tim Charlie Basarnas langsung bertolak menuju lokasi kejadian.
"Pagi hari (kemarin), sekitar pukul 10.00 Waktu Turki, (tim pencari korban) bertolak menuju Provinsi Diyarbakir, sekitar 550 km dari Provinsi Hatay. Perjalanan Hatay ke Diyarbakir akan memakan waktu sekitar 8 jam perjalanan darat," ujar Judha, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (17/2/2023).
Sesampainya di Diyarbakir, Judha menyebut tim pencari korban akan melakukan upaya pencarian langsung terhadap dua orang WNI yang belum ditemukan itu. Judha menuturkan, upaya ini dilakukan guna memperkuat tim SAR lainnya yang sudah lebih dahulu mulai melakukan pencarian.
"Kami memutuskan membawa Tim Charlie dengan 14 orang personil Basarnas untuk bergabung dengan Tim SAR lain yang beroperasi di Diyarbakir guna mendapatkan kepastian mengenai kondisi 2 WNI yang hingga saat ini belum bisa dihubungi," jelas Judha.
Judha mengungkapkan, dirinya memimpin langsung upaya pencarian tersebut dengan membawa sejumlah perlengkapan. Selain itu, tim Basarnas juga membawa anjing pelacak.
Kata Judha, dua orang WNI yang belum bisa dihubungi tersebut berprofesi sebagai pekerja spa terapis. "Informasi dari masyarakat Indonesia di Diyarbakir yang dekat dengan kedua WNI tersebut menyebutkan bahwa keduanya tinggal di Apartemen Galleria saat terjadinya gempa," pungkasnya.
Sementara itu, kata Judha, apartemen tersebut diketahui adalah salah satu dari ratusan gedung bertingkat yang mengalami keruntuhan total.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement