Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin saat menghadiri Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa sebagai Momentum Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Cianjur, Jalan Siti Jenab Nomor 21, Pamoyanan, Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Minggu (19/02/2023). Dalam Sambutanya Wapres mengatakan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji hambanya melalui dua hal, kesenangan dan musibah.
Dibalik dua kejadian tersebut, tersimpan makna yang ingin Allah ajarkan kepada umat-Nya. Oleh karena itu, manusia harus tetap optimis menghadapi segala macam ujian yang diberikan seraya meminta pertolongan-Nya.
"Masyarakat juga jangan menyerah saja, jangan lemah. Kita memang minta tolong kepada Allah, kata Nabi tapi jangan lemah. Kita harus semangat, harus bangkit. Jangan pemerintah yang semangat rakyatnya tidak semangat, harus sama-sama semangat. Ayo kita bangun, harus membangun optimisme," kata Wapres.
Baca Juga: Maruf Amin Minta Dunia Usaha Bantu Turunkan Emisi Karbon
Wapres mencontohkan, optimisme dapat diimplementasikan salah satunya dengan mencari kebaikan dalam sebuah ujian. Dengan demikian, upaya perbaikan yang dilakukan pun dapat berfokus pada manfaat untuk sesama.
"Pemerintah memang bertugas terus melakukan upaya-upaya sesuai dengan prinsip yang diajarkan dalam Islam yaitu membangun kemaslahatan dan menghilangkan kerusakan. Yang kerusakan dihindari, dihilangkan, yang maslahat dibangun mana yang memberi manfaat kepada masyarakat, terus dibangun," ucapnya.
Namun, Wapres juga mengingatkan bahwa semua upaya untuk membawa kemaslahatan yang dilakukan memiliki tantangan. "Tapi kan tantangannya banyak, tidak mudah seperti membalik tangan gini langsung jadi, itu kehendak Allah," imbuh Wapres.
Sebagai contoh, tambahnya, di tengah upaya pembangunan yang dilakukan pemerintah, Allah memberikan cobaan berupa pandemi Covid-19 dimana sebagian besar anggaran pembangunan harus direlokasi untuk menangani dampak yang timbul.
"Tapi Allah menghendaki lain, dikasih Covid. Kita berapa ratus triliun pemerintah habis untuk membangun ini, untuk ekonominya, untuk kesehatannya, untuk vaksinasi. Untuk apa itu? Yaitu menghilangkan mafsadah (kerusakan) harus didahulukan baru maslahat, kaidahnya begitu. Itu kaidah agamanya. Menolak kerusakan harus didahulukan daripada mengambil maslahat," pesannya
Menutup tausiahnya, kembali Wapres menekankan, di setiap ujian yang diterima manusia, harus dibangun optimisme dalam menghadapinya dan dicari upaya terbaik dalam penanganannya, sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang terkena musibah.
Baca Juga: Bertolak ke Cianjur, Wapres Hadiri Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa
"Tugas yang dibuat pemerintah memperbesar kemaslahatan dan memperkecil, meminimalisir kerusakan-kerusakan. Kalaupun tidak bisa menghilangkan, karena di luar kemampuan pemerintah, itu diperkecil-diperkecil. Itu yang harus dipahami oleh kita semua," pungkas Wapres.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Dudung Abdurachman, menyampaikan harapannya agar kegiatan doa dan zikir bersama yang dilaksanakan hari ini dapat menjadi pemicu spiritual untuk masyarakat dalam menghadapi ujian dari Allah secara optimis.
"Kegiatan ini merupakan salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan harapan memperoleh ketenangan batiniah, keikhlasan dan kesabaran dalam menerima bencana sebagai ujian untuk bangkit lebih baik lagi," harap Dudung.
Hadir pula dalam acara ini, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Pangdam III/Siliwangi Kunto Arief Wibowo, Kapolda Jawa Barat Suntana, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah dan Ukhuwah K.H. Cholil Nafis.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Ajak Pengurus Yayasan dan Ponpes Al-Jauharen Keliling Pesantren An-Nawawi Tanara
Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty