NATO Mau Ngeles Lagi? Intelijen Rusia Bongkar Akal-akalan Pengiriman Senjata Ukraina
Negara-negara anggota NATO telah memberi Kiev sejumlah senjata berat sejak Desember 2021, termasuk 440 tank dan 1.510 kendaraan tempur infanteri, kata Badan Intelijen Asing Rusia (SVR), Senin (21/2/2023).
Menurut para pejabat, Ukraina juga telah menerima 1.170 sistem anti-udara dan 655 artileri, serta 9.800 roket untuk peluncur roket ganda bergerak.
Baca Juga: Anggota Kunci NATO Marah Saat Dituduh Barat Ikut-ikutan Bantu Militer Rusia
“Sebagian besar peralatan militer yang dipasok oleh Barat telah dihancurkan oleh pasukan Rusia,” klaim SVR, dikutip RT.
Pernyataan itu muncul sebulan setelah pendukung utama Ukraina, termasuk AS, Inggris dan Jerman, berjanji untuk pertama kalinya untuk mentransfer tank tempur utama modern, seperti Leopard 2.
Sementara Washington menyatakan di masa lalu bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengirimkan jet tempur F-16, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa AS "akan menyambut" negara lain yang mentransfer pesawat era Soviet mereka ke Kiev.
Menurut Pentagon, AS memberi Ukraina bantuan keamanan lebih dari 27,4 miliar dolar AS antara 24 Februari 2022 dan 20 Januari 2023.
Josep Borrell, diplomat top UE, mengatakan pada hari Minggu bahwa blok tersebut berada dalam "mode perang yang mendesak". Dia menambahkan bahwa dia akan mengusulkan penggunaan 3,6 miliar dolar AS dari Fasilitas Perdamaian Eropa untuk membeli lebih banyak amunisi untuk Ukraina.
Moskow meluncurkan operasi militer di Ukraina hampir setahun yang lalu, mengutip kebutuhan untuk melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian damai 2014-2015.
Rusia sejak itu memperingatkan bahwa tank dan senjata Barat lainnya tidak akan mengubah jalannya konflik tetapi akan diperlakukan sebagai target yang sah.
Pejabat Rusia juga berulang kali menuduh Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat, termasuk peluncur roket HIMARS dan howitzer M777 untuk menyerang warga sipil di Donbass.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto