Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Survei Trust Indonesia: Prabowo Masih jadi Unggulan Teratas di Pilpres 2024

        Survei Trust Indonesia: Prabowo Masih jadi Unggulan Teratas di Pilpres 2024 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Duet Prabowo dan Ganjar menjadi pilihan tertinggi masyarakat akan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut muncul dalam survey yang dilakukan oleh Trust Indonesia Research & Consulting, salah satu Lembaga Survey Nasional.

        Dari simulasi 3 pasangan capres-cawapres, duet prabowo dipilih oleh 37,4% responden, mengungguli duet Anies-AHY sebesat 33,6%. 

        Menariknya, 61,7% responden mengaku sudah mantap menetapkan pilihan calon presiden mereka. Belajar dari pengalaman, sulit untuk mengubah pilihan pemilih masyarakat Indonesia lantaran pada akhirnya faktor yang bermain adalah like or dislike, sedikit yang mempertimbangkan faktor lain seperti aspek gagasan dan tawaran program yang diajukan capres 

        Direktur Eksekutif Trust Indonesia Azhari Ardinal mengatakan tahun 2023 menjadi tahun politik di mana kehadiran Trust Indonesia Research & Consulting sebagai lembaga survei dan konsultan politik, menjadi sangat penting untuk menjaga dan mengawal kualitas demokrasi di Indonesia.

        "Kami ingin mengambil peran menyajikan data, meliterasi, mencerdaskan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pesta demokrat Pemilu 2024," kata dia di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2023.

        Adapun survei dilakukan pada 28 Januari - 6 Februari 2023 secara tatap muka terhadap 2.200 responden. Populasi survey adalah WNI berusia 17 tahun ke atas, dengan metode multistage sampling dan toleransi kesalahan 2,09% pada tingkat kepercayaan 95%.

        Selain duet capres cawapres terfavorit, ada dua temuan unik lainnya. Pertama terakit efek coat tail atau ekor jas. Efek ini berhasil mengerek suara Partai Nasdem sebesar 3,4% dan Partai Demokrat sebesar 0,1%. Perbedaan masif ini lantaran faktor manuver kampanye Partai Nasdem yang mendukung pencapresan Anies Baswedan.

        Namun meski belum mendapat efek ekor jas, PDIP masih bertengger sebagai pemilik elektabilitas tertinggi sebesar 20,3%. Disusul Gerindra 13,6%, Golkar 9%, Nasdem 7,3% dan PKS 7,2%.

        Temuan unik lainnya yakni munculnya persepsi tentang perubahan (antitesis) terhadap Anies dan anti perubahan terhadap Puan. Dalam konteks capres, Anies dipersepsikan sebagai figur capres yang paling membawa perubahan (39,3%). Sementara Puan justru dianggap akan melanjutkan program Jokowi dengan angka 28,7%.

        Sementara dua partai oposisi yakni PKS dan Demokrat dianggap partai paling potensial antitesis, masing-masing sebesar 31,2% dan 29,4%. 

        Di sisi lain, partai koalisi yang paling dianggap akan meneruskan kebijakan Jokowi secara berturut-turut PDIP (39,2%), PSI (21,6%) dan Golkar 20,5%. 

        Menanggapi hasil survei tersebut Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai hasil survei Trust seperti halnya survei lain seperti Litbang Kompas dan Polstat bakal menjadi referensi dann rujukan penting serta bahan evaluasi strategi maupun agenda politik ke depan.

        Terkait efek ekor jas,  biru menurutnya sangat wajar jika yang menerima manfaat terbesar Partai Nasdem mengingat ia sudah dulu mendeklarasikan capres serta genjar melakukan safari politik mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua dengan membawa Capres Anies bertemu langsung dengan kader partai maupun konstituen masyarakat umum.

        "Jadi sah saja kalau itu kemudian memberikan efek elektoral yang tinggi. Kami harap kami juga bisa mengkapitalisasi ini mengingat masih ada waktu. Ke depan rencana kerja kami sudah menargetkan perihal capital gain ini," kata dia.

        Pihaknya saat ini tengah fokus untuk merampungkan pencalegan, di mana dari  84 dapil saat ini baru terselesaikan 80%.

        "Yang menggemberikan dari temuan Trust juga masih ada masyarakat yang menginginkan sistem proporsional terbuka (suara terbanyak bukan nomor urut) sebesar 5,5%. Ini sejalan dengan arah Pak Surya Paloh dan AHY sendiri," tambah dia.

        Anies dan AHY juga terpotrwt mengungguli pasangan lainnya karena sesuai dengan preferensi yang dipilih mayoritas responden yakni laki-laki dan sipil militer.

        "Makanya positioning kami saya rasa sudah kuat menuju pemimpin perubahan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: