Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas, Pakar Bilang Perang Energi Uni Eropa dengan Rusia Belum Berakhir karena...

        Awas, Pakar Bilang Perang Energi Uni Eropa dengan Rusia Belum Berakhir karena... Kredit Foto: Reuters/David W Cerny
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Uni Eropa harus meningkatkan upaya untuk mempersiapkan musim pemanasan berikutnya tanpa pasokan energi dari Rusia secara efektif, kata kepala Badan Energi Internasional, Fatih Birol, memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

        Menurut Birol, Uni Eropa telah "memindahkan pegunungan" dan sebagian besar berhasil menghindari krisis energi besar-besaran berkat upaya untuk mengamankan pasokan alternatif dan cuaca ringan, yang memungkinkan penyimpanan gas tetap terisi penuh.

        Baca Juga: Uni Eropa Gagal, Rusia Ternyata Terima Ini

        Namun, masih ada risiko anggota blok tersebut mungkin tidak siap menghadapi musim dingin mendatang.

        “Rusia memainkan kartu energi dan tidak menang... tetapi akan terlalu kuat untuk mengatakan bahwa Eropa telah memenangkan pertarungan energi... terlalu percaya diri untuk musim dingin berikutnya berisiko dan inilah saatnya untuk melanjutkan dan meningkatkan upaya untuk tahun 2023,” kata dia.

        Birol mendesak pihak berwenang untuk fokus pada konservasi energi dan energi terbarukan.

        “Beberapa pencapaian yang dicapai dalam energi bersih dan pengurangan pendapatan Rusia memang bagus, tetapi ini bukan solusi permanen. Kami mendapat bantuan cuaca ringan. Kami mendapatkan waktu, yang penting, tetapi masih banyak yang harus dilakukan," terang Birol.

        Pakar memperingatkan dua faktor yang menimbulkan risiko besar bagi keamanan energi kawasan. Pertama, Rusia dapat memotong pasokan yang tersisa, sekitar 20% dari level 2021, yang saat ini mengalir ke Uni Eropa melalui pipa transit di Ukraina dan melalui Turki.

        Kedua, pembukaan kembali China pasca-Covid-19 dapat mempertajam persaingan untuk pasokan gas alam cair (LNG), yang menjadi andalan Eropa dalam setahun terakhir.

        Kedua situasi tersebut akan membuat semakin sulit untuk mengisi ulang penyimpanan untuk musim pemanasan berikutnya, yang dapat menyebabkan kekurangan, terutama jika musim dingin berikutnya terbukti lebih dingin daripada musim dingin saat ini.

        Uni Eropa biasanya mengandalkan Rusia untuk hampir setengah dari pasokan energinya sebelum konflik di Ukraina, yang dimulai hampir setahun lalu.

        Aliran gas secara bertahap berkurang selama setahun terakhir, namun, baik karena sanksi Barat terhadap Rusia dan hambatan teknis, termasuk sabotase di jalur pipa Nord Stream Rusia pada bulan September, membuat jalur tersebut tidak dapat beroperasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: