Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Perebutan Kursi Jokowi, Sinyal Penjegalan Anies Baswedan Muncul Lagi: Hasil Survei...

        Jelang Perebutan Kursi Jokowi, Sinyal Penjegalan Anies Baswedan Muncul Lagi: Hasil Survei... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyoroti konsistennya hasil survei akan elektabilitas Anies Baswedan jelang Pilpres 2024.

        Dirinya keheranan dengan posisi dari mantan menteri pendidikan tersebut yang selalu berada dalam urutan ketiga.

        Baca Juga: Isu Banjir Jakarta Kembali Menyerang Heru Budi, Kinerja Anies Baswedan Diungkit Lagi: Mereka Lupa...

        Menurutnya, hal tersebut tak sebanding dengan meriahnya antusiasme masyarakat saat politikus tersebut bersafari di Indonesia.

        "Setelah Anies intens melakukan safari politik justru elektabilitasnya melorot dan konsisten di urutan tiga. Padahal, setiap Anies safari politik selalu dihadiri lautan manusia," katanya saat dihubungi Akurat.co, Selasa (28/2/2023). 

        Menurut Jamiluddin, logikanya elektabilitas Anies seharusnya naik, namun yang terjadi justru sebaliknya. Dia mengaku wajar bila banyak anak bangsa yang meragukan hasil penelitian lembaga survei. Keraguan itu tampaknya beralasan karena memang banyak hasil survei kerap tidak sama dengan hasil pilpres atau hasil pileg atau hasil pilkada. 

        "Perbedaan hasil itu akhirnya membuat banyak banyak anak bangsa menghiraukan hasil survei," ucapnya. 

        Baca Juga: Jurus Rahasiakan Siapa Duetnya Anies, Strateginya NasDem Cs Dibaca Habis: Kalau Dimunculkan, Bisa-bisa...

        Kondisi ini tentu memprihatinkan, mengingat survei seharusnya menjadi instrumen ilmiah dalam berdemokrasi. Namun belakangan, survei menjadi instrumen bagi calon presiden atau partai politik untuk membentuk opini publik.

        "Hasil survei digunakan untuk menggiring opini masyarakat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas capres atau partai politik. Di sini lembaga survei sudah menjadi partisan, sehingga dalam melakukan survei sudah mengabaikan objektifitas," jelas Jamiluddin. 

        Baca Juga: Kait-kaitkan Agama sama Anies hingga Mario Dandy, Grace Natalie Macam Gali Kuburan Sendiri: Sama Seperti Komplotannya...

        Atas dasar itu, dia berpendapat bahwa hasil survei sudah tidak bisa lagi dijadikan tolok ukur untuk mengetahui popularitas dan elektabilitas seorang capres maupun parpol. 

        Baca Juga: Sentimen Agama Dikaitkan Kasus Mario Dandy, Ulama Dibuat Keheranan Sama Grace Natalie: Tak Dibahas, Malah Digiring!

        "Hasil survei tersebut justru digunakan untuk perang opini untuk mempengaruhi masyarakat," pungkas Jamiluddin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: