Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyelisik Gerakan Pemuda yang Terinspirasi Anime Jepang Terkait Gelombang Kekerasan di Rusia

        Menyelisik Gerakan Pemuda yang Terinspirasi Anime Jepang Terkait Gelombang Kekerasan di Rusia Kredit Foto: Reuters/Stringer
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Gelombang kekerasan antarkelompok remaja telah melanda Rusia selama seminggu terakhir. Perkelahian yang terjadi di mal-mal telah dikaitkan dengan gerakan pemuda misterius 'PMC Ryodan' yang diyakini terinspirasi oleh anime dan manga Jepang.

        Menurut beberapa laporan, nama gerakan ini berasal dari sebuah geng dalam seri 'Hunter x Hunter'. Para anggotanya mengidentifikasi diri mereka dengan mengenakan pakaian dengan logo laba-laba. Akronim 'PMC' (ChVK dalam bahasa Rusia) berarti 'perusahaan militer swasta'.

        Baca Juga: Jubir Putin Kuak Alasan Mengapa NATO Terang-terangan Berperang dengan Rusia

        Sebagian besar anggota Ryodan masih di bawah umur dan dilaporkan memiliki 'hubungan buruk' dengan para perusuh sepak bola. Menurut situs berita Baza, mereka juga menentang para migran dan orang-orang dari wilayah Kaukasus yang mayoritas penduduknya Muslim.

        Perkelahian pertama yang dilaporkan secara luas terjadi pada 19 Februari di mal Aviapark di Moskow utara, menurut Baza. Media tersebut mengatakan bahwa beberapa anggota Ryodan terlibat dalam pertengkaran dengan kelompok lain karena memperebutkan kursi di sebuah food court. Laporan lain mengatakan bahwa perkelahian itu terjadi karena cara berpakaian salah satu anggota kelompok tersebut.

        Menurut Baza, Para remaja tersebut dilaporkan setuju untuk bertemu untuk bertengkar di Aviapark keesokan harinya, dan juga di dalam Marcos Mall, sebuah tempat populer lainnya di bagian utara ibukota. Kedua konfrontasi itu dibubarkan oleh polisi. Komite Investigasi Moskow juga telah meluncurkan penyelidikan atas masalah ini.

        Insiden serupa kemudian dilaporkan terjadi di ibu kota Rusia dan kota-kota besar lainnya. Empat anak muda menyerang dan menyemprot merica kepada seseorang yang mengenakan pakaian dengan logo laba-laba di stasiun kereta bawah tanah Moskow, menurut laporan media lokal. Tiga dari penyerang dikatakan masih di bawah umur, begitu juga dengan korban.

        Lebih dari 350 orang, termasuk 319 anak di bawah umur, ditahan di Moskow pada hari Sabtu dan Minggu, RIA Novosti melaporkan, mengutip sebuah sumber polisi.

        Beberapa di antara mereka dikatakan dipersenjatai dengan semprotan merica, pisau, dan pistol airsoft. Sebagian besar tahanan telah dibebaskan, sementara orang tua dari 11 orang di antaranya didakwa atas tuduhan "melalaikan tugas sebagai orang tua."

        Baca Juga: Catat, Kalau Syarat-syarat dari Rusia Dipenuhi Amerika, Kesepakatan Nuklir Ini Bisa Kembali

        Pejabat di Sankt Peterburg, kota terbesar kedua di Rusia, mengatakan bahwa seorang mahasiswa berusia 17 tahun ditangkap karena dicurigai menyerang seorang anak sekolah berusia 15 tahun di salah satu mal. Sementara itu, media sosial dibanjiri dengan video-video yang memperlihatkan sekelompok anak muda saling berkelahi dan membuat ancaman terhadap 'laba-laba'.

        Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan pada hari Selasa bahwa penting untuk mencegah kegiatan yang melanggar hukum. Ia menggambarkan Ryodan sebagai "subkultur semu negatif yang tidak menawarkan sesuatu yang baik bagi kaum muda kita."

        Ekaterina Mizulina, anggota Civic Chamber Rusia --sebuah badan yang memberikan saran kepada pemerintah mengenai isu-isu masyarakat sipil-- mengatakan pada hari Senin bahwa ia telah meminta pengadilan untuk secara resmi melarang Ryodan.

        Mizulina menulis di saluran Telegram-nya bahwa fenomena seperti Ryodan menjadi populer karena anak-anak muda "dibiarkan sendiri" dan menghabiskan waktu online alih-alih memiliki akses ke klub olahraga dan kegiatan lainnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: