Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat, Kalau Syarat-syarat dari Rusia Dipenuhi Amerika, Kesepakatan Nuklir Ini Bisa Kembali

Catat, Kalau Syarat-syarat dari Rusia Dipenuhi Amerika, Kesepakatan Nuklir Ini Bisa Kembali Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Warta Ekonomi, Moskow -

Keputusan Rusia untuk menangguhkan New START, perjanjian pengendalian senjata nuklir yang tersisa dengan AS, merupakan respon yang tepat terhadap kebijakan anti-Rusia dan pelanggaran AS terhadap perjanjian tersebut, kata duta besar Moskow untuk AS, Anatoly Antonov, Senin.

Mengomentari kritik Washington terhadap langkah tersebut, Antonov menuduh AS mengalihkan kesalahan. Dia mencatat bahwa "Washington telah meluncurkan dan menyeret sekutu-sekutunya di Eropa ke dalam perang hibrida berskala besar melawan Rusia," sementara secara terbuka menyatakan bahwa tujuannya adalah "untuk memberikan kekalahan strategis bagi negara kami."

Baca Juga: Jubir Putin Kuak Alasan Mengapa NATO Terang-terangan Berperang dengan Rusia

"Pada saat yang sama, seolah-olah tidak ada yang terjadi, mereka bersikeras untuk menginspeksi pangkalan-pangkalan kami yang menyimpan senjata nuklir strategis. Pangkalan-pangkalan tersebut adalah pangkalan yang sama yang telah diserang oleh Ukraina dengan bantuan Pentagon," kata utusan tersebut.

Antonov menuduh Washington secara substansial melanggar ketentuan-ketentuan utama New START. Dia mengatakan bahwa AS telah "secara tidak sah" menarik sistem rudal balistik yang diluncurkan kapal selam dan pesawat pengebom berat dari aturan penghitungan kesepakatan setelah menyatakan bahwa mereka tidak mampu melakukan misi nuklir setelah "prosedur yang tidak disepakati dengan Rusia."

"Para inspektur kami tidak pernah diberi kesempatan untuk memverifikasi hasil 'konversi'," jelas Antonov, dilansir RT.

Dengan latar belakang ini, duta besar menggambarkan keputusan untuk menangguhkan partisipasi dalam New START sebagai "satu-satunya keputusan yang tepat dalam situasi ini," dan menambahkan bahwa Moskow masih mematuhi batasan kuantitatif yang diberlakukan oleh perjanjian tersebut.

"Untuk menciptakan kondisi untuk kembali ke operasi skala penuh New START, Washington harus mempertimbangkan kembali kebijakan anti-Rusia yang bermusuhan," tegasnya.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow telah "menangguhkan keanggotaannya" dalam New START, dengan mengatakan bahwa Barat telah menolak permintaan Moskow untuk memeriksa fasilitas nuklir Barat sesuai dengan perjanjian tersebut dengan dalih formal.

Presiden juga mencatat bahwa anggota NATO menuntut akses ke fasilitas strategis Rusia, meskipun faktanya perjanjian itu hanya ditandatangani oleh Moskow dan Washington.

New START awalnya ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS saat itu, Barack Obama, dan mitranya dari Rusia, Dmitry Medvedev. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi separuh jumlah peluncur rudal nuklir strategis yang dikerahkan di seluruh dunia.

Di bawah perjanjian itu, kedua negara seharusnya mengizinkan pihak lain melakukan inspeksi dalam jumlah terbatas per tahun untuk memverifikasi kepatuhan terhadap perjanjian. Kecuali jika diperpanjang, perjanjian itu akan berakhir pada tahun 2026.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: