- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Resmi Mejeng di Bursa dan Raih Dana Rp135 Miliar, TRON Siap Ekspansi di 2023
PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON), emiten penyedia solusi sistem informasi berbasis telematika dan internet of things (IoT), resmi mencatatkan saham perdana (listing) di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai Emiten ke-26 di tahun 2023 pada Rabu 8 Maret 2023.
Dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), perseroan menawarkan sebanyak 750.000.000 saham biasa atau 25,42% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga perdana Rp 180 per saham, sehingga perseroan berhasil mengantongi dana IPO sebesar Rp 135 miliar.
Selama masa penawaran umum, berdasarkan sistem e-IPO, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 27,29 kali, yang mana penyebaran pembeli saham tersebar pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dan 6 negara.
Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek sekaligus penjamin emisi efek yakni PT Surya Fajar Sekuritas, dengan komitmen kesanggupan penuh (full commitment).
Baca Juga: Pembeli dari 6 Negara, TRON IPO Berhasil Oversubscribed 27 Kali
Perseroan juga menerbitkan sebanyak 375.000.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru maksimal 17,05% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran ini diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru.
Setiap pemegang 2 saham baru, berhak mendapat 1 Waran Seri I, di mana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru TRON. Harga pelaksanaan waran yakni Rp 250 per saham sehingga total hasil pelaksanaan waran maksimal sebesar Rp 93,75 miliar. Pelaksanaan waran berlaku 6 bulan atau lebih sejak efek tersebut diterbitkan, yakni mulai 8 September 2023 sampai dengan 7 Maret 2025.
Presiden Direktur PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk, David Santoso mengatakan langkah IPO ini akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga pada akhirnya akan mendorong terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan, tidak hanya perusahaan tapi juga industri pada umumnya.
“IPO ini menjadi starting line, bukan finish line bagi perusahaan untuk dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan. Kami percaya, fokus perusahaan dalam menyediakan solusi sistem informasi berbasis telematika dan IoT di bidang transportasi ini akan menjadi kekuatan bisnis kami,” kata David, saat seremoni pencatatan saham perdana TRON, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Baca Juga: Masih Tersisa Rp1,15 Triliun, ke Sini Larinya Dana IPO Blibli
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Surya Fajar Sekuritas, Steffen Fang, mengatakan suksesnya IPO TRON didukung valuasi perusahaan yang menarik dan prospek bisnis yang cerah. Adanya kelebihan permintaan pada saat penawaran umum juga cerminan bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
“Industri teknologi merupakan salah satu industri yang kompetitif. Kami percaya bahwa faktor persaingan dalam industri ini ditentukan oleh fitur teknologi, kinerja, dan harga. Dan saat ini belum banyak perusahaan seperti PT TKDN yang mampu menyediakan teknologi cerdas dalam mendukung implementasi Intelligent Transportation System (ITS) untuk pengembangan smart city yang bersifat end to end solution.”
Dana IPO
David mengatakan, sebesar 30% dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal dalam bentuk penambahan areal operasional yang berlokasi di Jawa Barat.
Perseroan juga akan melakukan pengembangan sistem yang sejalan dengan ekspansi yang akan dimulai secara bertahap dari kuartal 2-2023. Transaksi perluasan area operasional akan dilakukan dengan pihak ketiga pada kuartal 2-2023, sedangkan penambahan dan pengembangan sistem akan dilakukan dengan pihak ketiga pada kuartal 3-2023.
Sedangkan sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, terdiri dari biaya operasional proyek pekerjaan pengembangan smart city dan business solution provider dalam aspek transportasi di berbagai kota di Indonesia.
Selanjutnya untuk biaya tenaga kerja dan pembelian bahan baku produk serta pengembangan segmen distribusi penjualan produk dan layanan melalui jalur Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Salah satu yang tengah direncanakan adalah sistem kartu untuk universal payment yang tidak terikat kepada bank tertentu dan bersifat universal.
David menjelaskan, setelah IPO ini, direksi perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham dengan nilai sebanyak-banyaknya 20% dari laba bersih dimulai dari tahun 2024 memakai buku untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS.
Secara kinerja, di November 2022, pendapatan Perseroan mencapai Rp 84,04 miliar, atau melesat 216% dari November 2021 Rp 26,59 miliar. Sedangkan laba bersih melejit 198% menjadi Rp 13,40 miliar dari November sebelumnya Rp 4,50 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri