Korupsi Merajalela, Politisi Senior Ini Ungkap ‘Para Pembantu’ Jokowi Tak Bisa Terjemahkan Keinginan Atasan

Korupsi yang merajalela di Indonesia, menurut politisi senior Panda Nababan adalah karena para pembantu presiden alias para menteri tidak bisa menerjemahkan keinginan Presiden Jokowi.
“Kesan yang ada, saya melihat bahwa pembantu-pembantu presiden tidak punya kemampuan menerjemahkan keinginan Jokowi,” kata Panda melansir dari Podcast Total Politik (14/3/23).
“Untuk kampanye di internal artinya ada seorang menteri mengatakan ke dirgennya ‘hati-hati jangan korupsi’, kemudian Dirjen mengatakan ke direkturnya ‘Jangan korupsi, lihat presiden kita tidak korupsi’ gitu,” jelas dia.
“Gema ini, semangat ini hampir tidak ada. Sebenarnya dalam pemberantasan korupsi yang paling efektif itu keteladanan,” tambah dia.
Ia kemudian menyinggung adanya satu menteri Jokowi yang malah meminta tidak sering ada operasi tangkap tangan (OTT) bahkan terang-terangan membiarkan korupsi terjadi.
“Itu orang, malah ada pembantunya mengatakan ‘Janganlah keseringan OTT’. Jadi aku sendiri punya pengalaman, tanpa aku menyebut siapa, pembantu terdekatnya presiden lah,” katanya.
“Saya kasih tahu ke dia, beritahukan kepada Presiden Jokowi ada menteri yang saya tahu tinggal kita jebak, kita kasih KPK, dia tinggal menerima uang ini di momen yang tepat,” tambahnya.
“Orang yang berurusan dengan Menteri ini cerita ke saya, sudah diatur tepatnya di mana mau menyerahkan (uang) doang,” ungkapnya.
“Tahu pembantu Presiden itu ngomong ke saya? ‘Udahlah bang itu kan setoran dia buat ketua partainya, paling juga 10-20 miliar aja’ kata si pembantu dekatnya Jokowi ini,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: