Elektabilitasnya Terus Dipecundangi Prabowo, Anies Diminta Pemilihnya Pertegas 'Jenis Kelamin Politiknya'
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai saat ini yang dibutuhkan oleh para pemilh Anies Baswedan adalah sikap yang jauh lebih berani dalam mengkritik Jokowi ketimbang dua capres rivalnya, Ganja Pranowo dan Prabowo Subianto.
Adi menilai para pemilih menantikan ketegasan dan kejelasan 'jenis kelamin politik' Anies dibanding dua kandidat capres tersebut.
Hal itu dilihat berdasarkan hasil survei terbaru dari Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa Anies hanya berada di posisi ketiga survei capres. Suaranya kalah dari Ganjar (25,3 persen), Prabowo (18,1 persen) dan Anies (13,1 persen).
"Pemilih Anies itu pemilih yang nonjok, mereka gak suka Anies itu bocor halus, bocornya harus banyak. Ini yang kemudian menurut survei kami dan Litbang Kompas Anies bukan saja turun, tapi makin kempes perolehan suaranya, kembali ke posisi ketiga, dan di bawah jauh dari Prabowo. Karena dinilai tidak ada jenis kelamin politiknya yang pemilih melihat Anies itu pembeda," kata Adi.
Hal ini berbeda, saat Anies pertama kali dideklarasikan Nasdem sebagai capres.
"Anies setelah dideklarasikan Nasdem sebagai capres, elektabilitasnya naik, karena sebelum bulan Oktober-November Anies posisinya selalu di bawah Prabowo. Tapi setelah itu, elektabilitasnya naik melewati Prabowo. Bahkan nempel ketat dengan Ganja Pranow," terangnya.
Adi menilai para pemilih Anies adalah orang-orang yang membenci Jokowi, jadi saat ini yang dibutuhkan adalah keberanian Anies tampil dalam mengoreksi, mengkritik serta mencari solusi atas kebijakan-kebijakan yang salah dari Jokowi selama 2 periode memimpin.
Untuk itu, Adi menyarankan Anies harus segera membiasakan diri tampil sebagai ikon perubahan seperti yang digaungkan oleh partai pendukungnya (Nasdem, PKS dan Demokrat yang menamakan diri sebagai Poros Koalisi Perubahan.
"Sekarang tidak boleh tidak, Anies harus mulai membiasakan diri memanjakan para pemilihnya yang selama ini tidak nyaman dengan pemerintahan Jokowi, ini ditunggu betul. Kalau di medsos pendukung-pendukungnya kan galak, seperti kebijakan IKN, kenapa di tengah pandemi masih memikirkan memindah ibu kota dengan dana yang berlimpah, tapi ini tidak disampaikan Anies, sementara PKS dan Demokrat nyalak terus," keluhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: