Menyelisik Tujuan Putin 'Sulap' Belarusia Jadi Pangkalan Senjata Nuklir Taktis Rusia, Bikin Tegang Barat!
Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan bahwa Rusia bermaksud untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di wilayah Belarusia. Hal ini tampaknya merupakan upaya lain untuk meningkatkan pertaruhan dalam konflik di Ukraina.
Putin mengatakan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah lama mendesak Moskow untuk menempatkan senjata nuklir di negaranya. Belarusia memiliki hubungan militer yang dekat dengan Rusia dan merupakan tempat persiapan untuk invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Baca Juga: Rusia Parkirkan Senjata Nuklirnya di Belarusia, NATO Ketar-ketir dengan Langkah Putin
Rusia telah membantu memodernisasi pesawat tempur Belarusia agar mampu membawa senjata nuklir. Dalam sambutannya yang disiarkan Sabtu (25/3/2023), Putin mengatakan, pemicu langsung penyebaran senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia didasarkan pada keputusan Inggris yang memasok peluru penembus lapis baja kepada Ukraina. Peluru penembus lapis baja ini mengandung depleted uranium.
Putin menegaskan, peluru penembus baja dapat menimbulkan bahaya tambahan bagi penduduk sipil dan dapat mencemari lingkungan. Putin juga mengatakan, penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia, mengikuti langkah yang dilakukan Amerika Serikat (AS) selama beberapa dekade dengan menempatkan senjata nuklirnya di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Putin menuduh langkah Rusia itu tidak melanggar perjanjian internasional yang melarang proliferasi senjata nuklir. Kendati sebelumnya Moskow telah berargumen bahwa AS telah melanggar pakta tersebut dengan menempatkan nuklirnya di wilayah sekutu NATO.
Langkah Putin kontras dengan pernyataan yang dia keluarkan setelah melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Kremlin. Dalam pernyataan tersebut, Putin dan Xi berbicara menentang kekuatan nuklir yang mengerahkan senjata atom di luar wilayah mereka.
Apa itu senjata nuklir taktis?
Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata ini memiliki jangkauan yang relatif pendek dengan hasil lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal strategis jarak jauh, yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Berbeda dengan senjata strategis, senjata nuklir taktis tidak pernah dibatasi oleh perjanjian tertentu. Sejauh ini Rusia belum merilis jumlah senjata nuklir taktis atau hal spesifik lainnya.
Namun Pemerintah AS meyakini Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat terbang, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.
Senjata nuklir strategis dipasang pada rudal balistik antarbenua berbasis darat atau kapal selam yang selalu siap diluncurkan. Senjata nuklir taktis disimpan di beberapa fasilitas penyimpanan yang dijaga ketat di Rusia, dan perlu waktu untuk mengirimkannya ke unit tempur.
Beberapa elang Rusia telah lama mendesak Kremlin untuk mengirim peringatan ke Barat dengan memindahkan beberapa senjata nuklir taktis lebih dekat ke pesawat dan rudal.
Apa yang akan dilakukan Rusia?
Putin mengatakan, Rusia telah membantu meningkatkan 10 pesawat Belarusia untuk memungkinkan mereka membawa senjata nuklir. Kru mereka akan memulai pelatihan mulai 3 April.
Putin mencatat, Rusia juga telah memberikan sistem rudal jarak pendek Iskander kepada Belarusia. Sistem ini dapat dipasang dengan rudal konvensional atau hulu ledak nuklir.
Baca Juga: Surat Perintah Penangkapan Putin Disorot Pemimpin Asia: Dapat Memicu Perang Nuklir
Putin mengatakan, pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir di Belarusia akan selesai pada 1 Juli. Dia tidak mengatakan berapa banyak senjata nuklir yang akan ditempatkan di sana atau kapan akan dikerahkan.
Putin menekankan, Rusia akan mempertahankan kendali atas senjata nuklir apa pun yang dikerahkan ke Belarusia, sama seperti AS yang mengendalikan senjata nuklir taktisnya di wilayah sekutu NATO. Pengerahan senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia, akan menandai pengerahan pertama mereka di luar perbatasan Rusia sejak awal 1990-an.
Belarusia, Ukraina, dan Kazakhstan mewarisi persenjataan nuklir besar-besaran setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Tetapi mereka setuju untuk mengirimkannya ke Rusia pada tahun-tahun berikutnya.
Apa kemungkinan konsekuensi di balik langkah Putin?
Putin kembali menyerukan ancaman nuklir untuk menandakan kesiapan Moskow meningkatkan perang di Ukraina. Penyebaran senjata nuklir taktis ke Belarusia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.084 kilometer dengan Ukraina, akan memungkinkan pesawat dan rudal Rusia mencapai target potensial dengan lebih mudah dan cepat. Hal ini juga akan memperluas kemampuan Rusia untuk menargetkan beberapa anggota NATO di Eropa Timur dan Tengah.
Langkah Putin ini dilakukan saat Kiev siap melakukan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, pekan lalu memperingatkan, upaya Ukraina untuk merebut kembali kendali atas Krimea adalah ancaman terhadap keberadaan negara Rusia. Langkah ini memerlukan tanggapan nuklir di bawah doktrin keamanan negara. Rusia secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014.
“Setiap hari memasok senjata Barat ke Ukraina membuat kiamat nuklir semakin dekat,” kata Medvedev.
Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan, tujuan Putin adalah untuk mencegah sekutu Barat memberikan lebih banyak senjata kepada Kiev sebelum serangan balasan. Menurut Zhdanov, Putin menggunakan pemerasan nuklir dalam upaya untuk mempengaruhi situasi di medan perang dan memaksa mitra Barat untuk mengurangi pasokan senjata dan peralatan di bawah ancaman eskalasi nuklir.
"Balkon nuklir Belarusia akan menjulang tidak hanya di Ukraina, tetapi juga Eropa sehingga menciptakan ancaman terus-menerus, meningkatkan ketegangan dan menggetarkan saraf Ukraina dan mitra Barat mereka," ujar Zhdanov.
Apa yang diinginkan Barat dan Ukraina?
Ukraina menanggapi langkah Putin dengan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Seorang juru bicara PBB merujuk pertanyaan tentang masalah ini ke Dewan Keamanan, yang telah mengumumkan tidak ada pertemuan pada Senin (27/3/2023) sore.
“Dunia harus bersatu melawan seseorang yang membahayakan masa depan peradaban manusia,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan, para pejabat AS belum melihat pergerakan senjata nuklir taktis atau semacamnya sejak pengumuman Putin. Dia mengatakan, Washington tidak melihat apa pun yang mendorong perubahan dalam postur pencegahan strategisnya.
NATO menolak klaim Putin bahwa Rusia hanya melakukan apa yang telah dilakukan AS selama beberapa dekade. NATO mengatakan, sekutu Barat bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka.
“Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tidak bertanggung jawab,” kata juru bicara NATO Oana Lungescu.
Sementara itu, Lithuania, menggambarkan pernyataan Putin sebagai upaya lain oleh dua rezim diktator yang tidak dapat diprediksi untuk mengancam negara tetangga mereka dan seluruh benua Eropa. Lithuania menyebutnya sebagai langkah putus asa Putin dan Lukashenko untuk menciptakan gelombang ketegangan dan destabilisasi lain di Eropa.
Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi kritik Barat dengan menunjukkan bahwa Washington dan sekutunya telah berulang kali mengabaikan seruan Rusia untuk penarikan senjata nuklir AS dari Eropa. Kementerian menegaskan kembali hak Moskow untuk mengambil langkah-langkah tambahan yang diperlukan untuk memastikan keamanan Rusia dan sekutunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: