Jasindo Optimis Perusahaan Berkembang Pesat Setelah RBC Jadi 149,57%
PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo mengumumkan RBC perusahaan tembus di angka 149,57 persen, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (member firm of PricewaterhouseCoopers).
Menurut Direktur Utama Asuransi Jasindo, Andy Samuel, pihaknya saat ini dalam proses melaporkan terkait RBC ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Saya secara pribadi ingin berterima kasih kepada klien-klien kami yang terus mempercayakan asuransi mereka kepada Jasindo dan saya optimistis Jasindo akan semakin maju ke depannya,” kata Andy pada Kamis (6/4/2023).
Andy melanjutkan, RBC Jasindo tak lepas dari peran banyak pihak seperti, pemegang saham (IFG dan Kementerian BUMN), regulator (OJK), pelanggan Jasindo, serta karyawan dan keluarga besar Jasindo.
Baca Juga: Lakukan Refocusing, Jasindo Bakal Perkuat Segmentasi Korporasi di 2023
Selain RBC sudah di atas ketentuan OJK, cadangan teknis Asuransi Jasindo juga mencapai Rp 9,2 triliun. Cadangan teknis ini sebagai komitmen dan kemampuan Asuransi Jasindo dalam memenuhi potensi kewajiban di masa depan.
“RBC dan cadangan teknis tersebut memperlihatkan kondisi perusahaan yang sehat dan bersiap tumbuh di tahun ini,” kata Andy.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara, ada beberapa langkah yang dilakukan terkait RBC, melakukan restrukturisasi asuransi kredit sebagai bagian dari langkah penyehatan keuangan perusahaan, melakukan divestasi dan penyertaan saham, serta revaluasi aset milik Jasindo.
IFG sebagai holding yang menaungi Jasindo pun telah mendukung rencana penyehatan keuangan Jasindo dengan memberikan pinjaman pemegang saham sebesar Rp 250 miliar.
Baca Juga: Peran IFG Terbukti Ampuh, Keuangan Jasindo Kini Kembali Sehat & Kuat
Menyinggung prediksi OJK terkait pertumbuhan industri asuransi di 2023 kisaran 7-9 persen (YoY), Diwe mengaku optimistis. Menurutnya, Jasindo memandang pertumbuhan 7-9 persen merupakan hal yang wajar dikarenakan pertumbuhan industri asuransi di Tanah Air pascapandemi Covid-19 cukup menunjukan hasil yang positif.
“Selain itu penggarapan bisnis berfokus pada risk appetite perusahaan di tahun 2023 yang memiliki target penerimaan premi pada tahun 2023 sebesar Rp3,99 triliun di mana hal ini memberikan kenaikan sebesar 22,76 persen dibandingkan pencapaian premi di tahun 2022 sebesar Rp 3,25 triliun,” katanya.
Sasar Segmentasi Korporasi
Senada dengan itu, Direktur Bisnis Strategis Asuransi Jasindo, Syah Amondaris, mengatakan ke depannya Jasindo akan memperkuat segmentasi bisnis korporasi di 2023 ini. Bisnis asuransi korporasi dirasa masih sangat menjanjikan untuk tahun ini karena perkembangan dunia bisnis seperti LoB Property, Marine (cargo & hull), Energy Offshore dan Onshore, Engineering, serta Tanggung Gugat masih akan terus berkembang
“Saat ini Asuransi Jasindo juga melakukan refocusing pada segmentasi korporasi sebagai core competence. Jasindo membagi menjadi dua segmentasi, yaitu korporasi BUMN dan Korporasi Non BUMN,” kata Aris, panggilan akrab Syah Amondaris.
Ia melanjutkan, pengembangan bisnis korporasi terus ditingkatkan melalui pelayanan yang berfokus untuk selalu memberikan risk solution sesuai kepada klien korporasi di mana hal ini merupakan core competence perusahaan yang hampir selama 50 tahun memberikan jasa asuransi di Indonesia.
“Selain mengerjakan segmentasi korporasi Jasindo juga akan tetap mengerjakan produk-produk penugasan pemerintah seperti Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), dan Asuransi Barang Milik Negara (ABMN) juga akan menjadi prioritas perusahaan,” tutup Aris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: