Permasalahan Lahan Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Perubahan Iklim
Direktur Climate and Market Transformation WWF Indonesia Irfan Bakhtiar mengatakan, selain dari sektor energi, lahan menjadi salah satu faktor penyebab perubahan iklim di Indonesia maupun dunia.
Pasalnya lahan tersebut berkaitan langsung dengan pola konsumsi masyarakat, di mana lahan ini merupakan tempat di mana barang yang dikonsumsi diproduksi.
"Kalau kita bicara Indonesia dan perubahan iklim ada dua, yang pertama dari sektor energi, listrik, bahan bakar, dan lain-lain, penyebab yang sangat besar juga adalah faktor lahan. Terkait dengan lahan, lahan ini tentu terkait dengan pola konsumsi kita karena lahan ini tempat di mana barang-barang konsumsi yang ada itu diproduksi," ujar Irfan dalam diskusi, Kamis (13/4/2023).
Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim, BI Ajak Bank Sentral ASEAN Ambil Bagian dalam Transisi Keuangan Hijau
Irfan mengatakan, salah satunya adalah pengembangan industri kelapa sawit yang ujungnya komoditas tersebut tentu membutuhkan lahan sebagai tempat untuk menumbuhkannya.
Lanjutnya, guna memperbaiki pola produksi bahkan bahan komoditas bisa menjadi lebih berkelanjutan dengan mempertimbangkan fungsi lingkungan dari lahan itu sendiri, salah satu hal yang mempengaruhi adalah market transformation.
"Yang memaksa perbaikan terus terjadi ada dua yang pertama adalah pasar, di mana pasar harus peduli jadi enggak bisa produsen itu peduli tanpa pasarnya peduli karena tentu ada konsekuensi dari melakukan praktik-praktik berkelanjutan. Oleh karena itu, konsumen atau pasar jadi faktor yang sangat penting," ucapnya.
Irfan menyebut WWF Indonesia mencoba inisiasi dari market and climate transformation pada kelapa sawit atau minyak sawit adalah salah satu komoditas terpenting bagi Indonesia, baik itu dari sisi produksi atau dari sisi ekonominya.
Di mana, sebagaimana diketahui ekspor CPO merupakan salah satu ekspor yang menghasilkan devisa terbesar maupun konsumsi, di mana dari 47 juta kiloliter sawit yang diproduksi sekitar 35 persen atau 20 juta lebih dikonsumsi sendiri.
"Artinya kita konsumen yang sangat besar, konsumen yang sangat menentukan daripada Eropa. Pasar yang lebih besar adalah pasar kita sendiri itu kenapa kami berusaha mendorong kepedulian yang lebih di tingkat konsumen di Indonesia karena peningkatan kepedulian di tingkat konsumen di negara kita akan berpengaruh sangat besar pada produksi komoditas yang berkelanjutan termasuk kelapa sawit," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti