Meski Koalisi perubahan telah terbentuk namun hingga saat ini belum jua menetapkan Cawapres untuj mendampingi Anies di Pilpres 2023. Koalisi yang beranggotakan NasDem, Demokrat, dan PKS ini mengaku masih menggodok sosok cawapres yang tepat untuk mendampingi Anies Baswedan. Untuk itu, sejumlah politisi kawakan seperti Surya Paloh, Jusuf Kalla, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut turun gunung untuk berembuk dan mengusulkan cawapres untuk Anies di Pilpres 2024.
Jusuf Kalla mengakui ikut mengusulkan sejumlah nama yang cocok untuk mendampingi Anies. Kata Pak JK, sapaan Jusuf Kalla, ada dua syarat untuk sosok yang akan mendampingi Anies. Pertama, harus bisa menambah suara. Kata JK, kriteria ini berdasarkan pengalamannya saat menjadi cawapres mendampingi SBY di Pilpres 2004 dan Jokowi di Pilpres 2014. Cawapres harus bisa melengkapi kekurangan capresnya.
"Dulu saya orang Indonesia Timur, jadi orang berpikir wah orang Indonesia Timur bisa mendukung. Jadi cawapres harus punya modal menambah suara," kata JK, di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jakarta, Kamis (13/4). Baca Juga: Pengamat Sebut Munculnya Nama Mahfud MD di Bursa Cawapres Justru Bakal Persulit Langkah Anies Baswedan
Kedua, cawapres Anies nanti harus mempunyai visi yang sama. Hal ini penting agar bisa bekerja sama saat menjalankan roda pemerintahan kalau menang nanti.
Lalu, siapa tokoh yang mempunyai kedua syarat itu? JK tak mengungkapkan. Kata Wapres ke-10 dan ke-12 ini, sosok tersebut bisa saja berasal dari ormas Islam terbesar seperti Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU). Namun, yang penting dua syarat tadi terpenuhi. "Yang penting, orangnya harus yang dapat menambah suara," ujarnya.
JK mengakui sudah menyerahkan nama usulnya ke Anies. Untuk selanjutnya, Ketua Umum PMI ini menyerahkan keputusan kepada Anies.
"Anda juga bisa berhak menyarankan sebagai warga negara. Kalau warga negara semua berhak mengusulkan. Tapi, yang punya kewenangan itu ya partai, Pak Anies sendiri, atau calon sendiri," kata JK.
Sebelum JK, Surya Paloh dan SBY sudah memberikan masukan untuk cawapres Anies. Saat ini, semua masukan itu sedang digodok Koalisi Perubahan untuk kemudian diputuskan oleh Anies.
Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie menyampaikan, yang disampaikan JK itu sesuai dengan kriteria yang disepakati Koalisi Perubahan. "Jadi kita setuju 100 persen dengan pernyataan Pak JK," kata politisi yang akrab disapa Gus Choi ini, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin. Baca Juga: Marwan Batubara Duga Firli Bahuri Ingin Gagalkan Anies Baswedan untuk Jadi Capres
Gus Choi tak mempermasalahkan latar belakang cawapres Anies, apakah Muhammadiyah atau NU. Menurut dia, tokoh berlatar belakang dua ormas terbesar di Indonesia itu bisa sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu dapat menambah suara serta bisa mengelola pemerintahan.
Ia lalu menyebut beberapa nama yang potensial. Dari NU ada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf, Yeni Wahid, hingga mantan Ketum PBNU Said Aqil Siroj. Menurut Gus Choi, nama-nama tersebut bukan hanya bisa memimpin organisasi melainkan mampu meraup suara dari pemilih.
Sementara dari Muhammadiyah ada Din Syamsuddin, Muhadjir Effendy, dan Abdul Mu'ti. Menurut Gus Choi nama-nama tersebut juga dipertimbangkan oleh internal partai.
"Kami sedang menimbang-nimbang, sedang melihat-lihat, melirik-lirik, mengkalkulasi, mendalami setiap tokoh-tokoh yang bisa mendongkrak suara untuk kemenangan itu. Sekarang itu yang dilakukan," imbuhnya.
Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief sepakat dengan usulan kriteria dari JK. Asalkan, nama-nama cawapres untuk Anies harus dibicarakan bersama dulu dalam koalisi. Menurut Andi, semua anggota koalisi boleh mengusulkan. Namun, keputusan terakhir ada di tangan Anies. Baca Juga: Mahfud MD Tak Ada Peluang Jadi Wakil Anies Baswedan, Kader Demokrat: Dia Dekatnya dengan Koalisi Sebelah
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, keterlibatan JK, Paloh, dan SBY dalam penentuan cawapres Anies ini tak bisa diremehkan. "Sebab, ketiga tokoh ini merupakan politisi kawakan Tanah Air," ucapnya.
SBY adalah presiden dua periode. JK adalah wapres dua periode. Sedangkan Paloh adalah salah satu politisi senior berpengaruh. Ketiga "dewa" itu juga punya kedekatan khusus dengan Anies.
Ujang mencontohkan kedekatan Anies dengan JK. Menurut dia, JK sudah jadi mentor Anies sejak menjadi Rektor Universitas Paramadina. Begitu juga saat Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Sekarang nyapres juga JK yang dukung," kata Ujang, kemarin.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini mengatakan, JK juga punya kedekatan dengan Paloh. Keduanya sudah berkawan sejak lama. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu faktor penentu Anies dapat diusung NasDem.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman