Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ujungnya Enggak Ngebet Menjadi Next Jokowi, Cerita Mahfud MD Kena Gocekan SBY: Tengah Malam, Dia Telepon Saya

        Ujungnya Enggak Ngebet Menjadi Next Jokowi, Cerita Mahfud MD Kena Gocekan SBY: Tengah Malam, Dia Telepon Saya Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku tak bernafsu dalam mengejar jabatan pemerintahan, termasuk di Pilpres 2024.

        Hal tersebut dirinya miliki karena sudah merasa kecewa di masa lalu. Salah satunya adalah bagaimana iya gagal menjadi salah satu menteri pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. 

        Baca Juga: Sinyal Cocok Jadi Duet Perubahan, Pengakuan Mahfud MD Soal Anies Baswedan: Dia Seperti Adik Saya

        Dirinya mengaku sempat berharap bisa mengisi jabatan sebagai salah satu menteri kabinet era tersebut. Bahkan saat itu, namanya sudah dipanggil oleh mantan Presiden RI ke-6 itu.

        “Saya waktu itu pengen jadi menterinya Pak SBY. Dan sudah dipanggil oleh Pak SBY,” ujar Mahfud MD, di acara bincang santai bersama Helmy Yahya, Minggu, (16/4/2023).

        Lalu dia mengatakan, kala itu portofolionya sudah dilihat. Bahkan, Mahfud MD juga sudah diminta untuk bergabung di struktur pemerintahan SBY jika nanti dirinya berhasil menjabat sebagai presiden. 

        “(Pak SBY bilang) pokoknya kalau saya jadi, Pak Mahfud gabung,” katanya menceritakan janji yang diberikan SBY saat itu.

        Baca Juga: Mahfud MD Ogah Pusing Soal Dirinya Diincar Jadi Cawapres untuk Anies Baswedan: Silakan, Tak Bisa Dihalangi

        Namun, saat cita-cita SBY menjadi seorang presiden terkabul, justru namanya tidak pernah masuk dalam jajaran menteri kabinet era tersebut. Karena itu, Mahfud merasa kecewa.

        “Begitu beliau terpilih, kontak-kontaknya putus, semua tidak ada lagi. Ya sudah, waktu itu saya agak kecewa,” akunya. 

        Meski demikian, Mahfud sendiri mencoba untuk legowo karena ia memiliki sebuah filosofi dalam memandang sebuah jabatan.

        Baca Juga: Mahfud MD Blak-blakan Tak Ingin Koalisi Pengusung Anies Baswedan Pecah Hanya karena Urusan Cawapres

        “Filosofi saya itu, kalau jabatan sepenting itu. Semua jabatan, dikejar juga kalau gak bisa gak bakal dapat. Enggak dikejar tapi kalau mau, pasti diberikan oleh Tuhan, Nah, dengan berpikir begitu membuat saya menjadi tenang,” sambungnya. 

        Mahfud percaya bahwa sesuatu hal termasuk jabatan ketika dikejar mati-matian, jika memang bukan ditakdirkan untuknya, pasti tidak akan ia dapatkan. Lain halnya saat Tuhan menghendaki, bagaimana pun kondisi dan caranya pasti akan diberikan. Hal ini pun terbukti setelah berselang beberapa bulan dari rasa kecewanya itu, tiba-tiba Presiden SBY kembali menelepon dan menawarkan sebuah jabatan. 

        “Saya kejar gak dapet. Tapi tiba-tiba beberapa bulan kemudian, Pak SBY telepon saya tengah malam. Bilang ‘Pak Mahfud, saya sekarang akan menangani SK (Surat Keputusan) Presiden, Pak Mahfud jadi Hakim MK (Mahkamah Konstitusi)’,” tuturnya. 

        Atas hal itu, Mahfud percaya Tuhan punya rencana yang lebih baik. Karena di saat dirinya tak berhasil mengejar posisi sebagai menteri di era SBY. Justru ia diberikan posisi lain yang setara dengan jabatan yang diinginkannya itu.  

        Baca Juga: Keluarga Tiktoker Bima dapat Intimidasi dari Pejabat Daerah Usai Kritik Lampung, Mahfud MD Langsung Buka Suara

        “Dan Hakim MK itu tidak lebih rendah dari menteri. Kalau Ketua MK itu lebih tinggi dari menteri karena satu jajaran secara protokoler dengan presiden. Nah, itu pelajaran bagi saya,” kata Mahfud menutup kisahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: