Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Tak Gentar dengan Koalisi Besar, Ungkap Kekuatan SBY Masih Tersisa

        Demokrat Tak Gentar dengan Koalisi Besar, Ungkap Kekuatan SBY Masih Tersisa Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan, bahwa Koalisi Perubahan Persatuan (KPP) tetap merasa percaya diri memenangkan Pilpres 2024 meski harus berhadapan dengan Koalisi Besar.

        "Demokrat tetap yakin Anies Baswedan dan Koalisi Perubahan berpeluang memenangkan Pilpres 2024, meskipun nantinya menghadapi Koalisi Besar," kata Herzaky kepada wartawan dikutip Kamis (20/4/2023).

        Menurutnya, optimisme tersebut bisa dilihat dari 3 hal. Pertama, dilihat dari sistem pemilu, dimana sistem pemilu di Indonesia adalah pemilihan langsung one man atau woman one vote.

        Baca Juga: Tak Gentar Lawan Koalisi Besar, Demokrat Singgung Kemenangan SBY: Kami Yakin Anies Baswedan Akan Menang!

        "Yang memilih adalah rakyat secara langsung. Bukan parpol-parpol di parlemen. Kalau pemilihan presiden dilakukan di parlemen, baru jumlah dukungan parpol itu signifikan dan sangat relevan dalam peluang kemenangan bagi setiap capres-cawapres," tuturnya.

        "Sedangkan di pilpres secara langsung, dukungan parpol jelas berdampak positif, tapi tidak ada jaminan suara ketika memilih parpol tertentu terkonversi menjadi suara ke paslon capres-cawapres yang diusung," sambungnya.

        Kemudian yang kedua, dilihat dari aspek sejarah, dimana, kata dia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004 silam bisa meraih kesuksesan di Pemilu, padahal hanya diusung oleh 3 parpol.

        "Bapak SBY tahun 2004, awalnya juga hanya diusung tiga parpol, dengan total suara sekitar 11 persen. Ternyata, beliau merupakan capres yang terbanyak dipilih rakyat, baik di putaran pertama maupun putaran kedua Pilpres 2004. Pak SBY pun terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke-6," tuturnya.



        Lebih lanjut, yang terakhir adalah ditinjau dari kondisi obyektif saat ini. Ia mengatakan, kekinian kuat keinginan dan harapan rakyat terhadap perubahan.

        Baca Juga: Demokrat Buka Suara Soal Anas yang Selalu Dikaitkan dengan AHY-SBY, 'Mau Balas Dendam Tapi Salah Alamat'

        "Rakyat menginginkan perubahan dan perbaikan di tiga bidang ini. Semangat inilah yang mendorong terbentuknya Koalisi Perubahan. Bersatunya Demokrat, Nasdem, dan PKS karena didorong oleh ide, gagasan, semangat yang sama, untuk memperjuangkan perubahan dan perbaikan yang diinginkan dan diharapkan rakyat," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: