Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baru 6 Bulan Menjabat, Pengamat Nilai Heru Budi Sukses Tebus Dosa Anies selama 5 Tahun

        Baru 6 Bulan Menjabat, Pengamat Nilai Heru Budi Sukses Tebus Dosa Anies selama 5 Tahun Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dinilai sudah menebus kesalahan pendahulunya, yakni Anies Baswedan. Heru Budi dianggap berhasil mengerjakan pekerjaan vital yang selama lima tahun tak dikerjakan Anies hanya dalam waktu enam bulan.

        "Dari sektor penanganan banjir, sodetan kali Ciliwung yang lima tahun terlunta-lunta, begitu juga dengan pengerukan, baru era Pak Heru ini normalisasi sungai dilakukan lagi," tutur Pengamat Kebijakan Publik GMT Institute, Agustinus Tamtama Putra, Senin (1/5).

        Baca Juga: Pedas! Rocky Gerung Kritik Sikap Lamban Anies Baswedan: Dia Gak Ada Mental Leader

        "Intinya banyak dosa Anies yang saat ini ditebus Heru," imbuhnya. Tamtama juga menyoroti pembangunan vertical drainase atau sumur resapan bikinan Anies yang konon beberapa kali menyebabkan kecelakaan kendaraan yang melintasi sumur tersebut.

        "Entah bagaimana kajian dan implementasinya sehingga sumur resapan itu sering makan korban. Di era Pak Heru yang membereskan," katanya.

        Pada sektor transportasi, Tamtama juga menilai bahwa lima tahun era Anies hanya bisa membangun Jaklingko. Padahal, jika koordinasi lintas sektornya baik, lima tahun adalah waktu yang cukup untuk mengoptimalisasi moda transportasi publik terintegrasi.

        "Sebenarnya apa yang enggak ada di Jakarta? Transjakarta, LRT, MRT dan lainnya. Pak Heru ini serius mulai bangun Depo MRT kota atau stasiun akhir MRT yang tidak pernah dilirik Anies sebelumnya," ujarnya.

        Tamtama juga menyoroti rencana penanaman ratusan pohon di kawasan Monas yang sempat digunduli Anies Baswedan. Dia menyebutkan bahwa langkah Heru Budi sangat tepat karena pusat kota Jakarta sedang membutuhkan zona rimbun untuk memproduksi oksigen lebih banyak.

        "Jakarta kekurangan paru-paru kota yang bisa menyuplai oksigen dan mengimbangi polusi udara dari kendaraan. Monas harus hijau," kata Tamtama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: