Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Foto Editan Ganjar dengan Bintang Film Dewasa Buat Geram, Masyarakat Diminta Beri Kritikan Substansif

        Foto Editan Ganjar dengan Bintang Film Dewasa Buat Geram, Masyarakat Diminta Beri Kritikan Substansif Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengaku geram atas unggahan seorang warganet yang mengedit foto bacapres Ganjar Pranowo bersebelahan dengan salah satu mantan artis dewasa dari Jepang.

        Pengamat politik itu lantas mengimbau masyarakat untuk menghindari kritik berlebihan dan tindakan bully kepada bacapres. Dia menilai, perbuatan tersebut sangat kontraproduktif dan hanya melahirkan keributan yang tidak berkesudahan. Dia mengimbau agar kritikan kepada bacapres harus bersifat substansif.

        Baca Juga: Biasanya Dukung, Kini Rocky Gerung Kritik Anies Baswedan Habis-Habisan: Dia Menunggu Capres Sesungguhnya...

        "Capek. Serangan vulgar semacam ini sudah banyak makan korban. Bukan hanya keributan, melainkan banyak juga yang berurusan dengan pihak berwajib karena dianggap fitnah, hoaks, dan merusak nama baik," kata Adi saat dihubungi wartawan pada Selasa (2/4).

        Dia melanjutkan, bukan tidak mungkin serangan-serangan kepada bacapres tersebut membuat pendukung masing-masing tokoh tersinggung, dan berujung pelaporan kepada pihak berwajib.

        "Kalau mau mengkritik calon seperti Ganjar, seperti Anies, ataupun Prabowo, lebih pada substansi, seperti visi misi, soal statement-statement atau kebijakan politiknya yang pernah dilakukan selama menjadi pejabat publik," ujar Adi.

        "Kalau ingin mengkritik Ganjar misalnya, kritik apa saja yang menjadi kelemahan Ganjar di Jateng, kritik Anies apa yang menjadi kelemahan Anies di Jakarta. Atau Prabowo ketika jadi Menhan dan seterusnya," contohnya. 

        Selain bersifat substantif, Adi meminta masyarakat memberikan kritikan yang terukur, mampu membangun demokrasi yang sehat, dan tidak memecah belah bangsa.

        "Saya kira pemilu 2024 harus menjadi momen di mana kampanye politik terutama oleh pendukungnya itu harus konstruktif. Bukan lagi terlampau berlebihan yang justru akan merusak suasana batin kebangsaan kita," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: