Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        El Nino Sebabkan Kekeringan, Perbaikan Saluran Irigasi Mendesak

        El Nino Sebabkan Kekeringan, Perbaikan Saluran Irigasi Mendesak Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi ancaman cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan memasuki puncaknya pada Agustus mendatang. Cuaca ekstrem ini bisa mengganggu musim tanam dan menurunkan produksi komoditas strategis, termasuk padi.

        Kementerian Pertanian (Kementan) memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan musim kemarau ekstrem akibat dampak El Nino, di antaranya mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan baik dari sumur bor maupun aliran Irigasi.

        “Menghadapi musim kering ekstrem atau El Nino, saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian, saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” tegas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta, kemarin.

        Baca Juga: Diprediksi Mulai Agustus Mendatang, Luhut Minta Waspadai Dampak El Nino

        Seperti diketahui, Kementan juga terus mendorong para petani mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varirtas tahan kering, mekanisasi seperti penggunaan Traktor Roda 4 dan Traktor Roda 2.

        Mentan mengatakan tahun ini pihaknya juga akan mengalokasikan embung sebanyak 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) 3.213 unit.

        Sementara pada 2020–2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi peningkatan ketersediaan air RJIT sebanyak 11,866 unit, perpompaan 2.177 unit, perpipaan 439 unit dan embung 1.531 unit.

        “Sintesa dalam menghadapi elnino itu adalah membuat kelembagaan yang kuat dan bernilai ekonomi, termasuk di dalamnya menyiapkan teknologi dan mekanisasi,” katanya.

        Selain itu, kata Syahrul para petani juga bisa menggunakan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebagai permodalan utama dalam meningkatkan produktivitas budi daya. Menurut dia, petani bisa memperbaiki lahan kering dengan membeli alat mesin pertanian (alsintan) maupun mesin pencacah untuk panen

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: