- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Insentif EV Belum Tepat Diberikan di Tengah Sumber Energi Indonesia yang Masih Kotor
Kebijakan pemerintah dengan memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik, baik roda dua ataupun roda empat, guna menciptakan ekosistem dan juga menekan emisi karbon dinilai belum tepat.
Managing Director at Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengatakan, keputusan pemerintah untuk memberikan subsidi kendaraan listrik diklaim dapat menurunkan emisi CO2 dan dianggap sebagai kendaraan dengan energi bersih.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan dalam konteks penjelasan pemerintah atas subsidi kendaraan listrik tersebut. Diketahui bahwa pada tahun 2022 sendiri sumber listrik Indonesia 66 persen di antaranya disumbamg dari PLTU batu bara.
Baca Juga: Indonesia-Korea Selatan Bangun Pusat Layanan Kendaraan Listrik
"Jadi kalau kita lihat bauran energi listrik di Indonesia tahun 2022 66 persen. Pembangkit listrik dengan batu bara tentu saja tidak menghasilkan energi bersih," ujar Anthony dalam diskusi virtual, Selasa (16/5/2023).
Anthony mengatalan, emisi dan pembangkit batu bara justru jauh lebih besar dibanding dengan mobil dengan bahan bakar minyak.
Dengan begitu, ia menilai bahwa jika pemerintah melihat beberapa negara maju memberikan insentif untuk kendaraan listrik karena bauran energi di negara mereka sudah sangat baik.
Dengan kata lain, emisi CO2 dari pembangkit listrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.
"Di Indonesia komponen listrik yang bersumber dari batu bara sebesar 66,9 persen, jadi ini tidak bisa dibandingkan dengan negara maju memberikan insentif kendaraan listrik," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: