Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SPAM Rampung, PUPR Segera Olah Air Laut Jadi Air Minum: 2.175 Jiwa Akan Dilayani di Tanjungpinang

        SPAM Rampung, PUPR Segera Olah Air Laut Jadi Air Minum: 2.175 Jiwa Akan Dilayani di Tanjungpinang Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan proyek optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pembangunan SPAM Pulau Penyengat dikerjakan menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dengan mengolah air laut menjadi air tawar dengan kualitas memenuhi baku mutu air minum. 

        Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan prasarana dan sarana air minum merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.

        Baca Juga: PUPR Beri Kabar Gembira, Jalan Tol Cisumdawu Mulai Beroperasi Juni 2023

        “Pemenuhan kebutuhan air minum ini menjadi salah satu prioritas di samping program sanitasi, terutama untuk menangani stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita karena kekurangan air bersih dan sanitasi. Saat ini Kementerian PUPR tengah membangun banyak SPAM di berbagai daerah,” kata Menteri Basuki dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).

        Kepala BPPW Kepulauan Riau Fasri Bachmid mengatakan pembangunan SPAM Pulau Penyengat bertujuan untuk memberikan sarana dan prasarana air minum yang layak bagi masyarakat di Tanjungpinang.

        “Dengan tersedianya sarana air minum layak diharapkan akan meningkatkan pemahaman tentang hidup bersih serta mengurangi risiko penyakit yang berdampak pada kesehatan,” kata Fasri Bachmid.  

        Pekerjaan optimalisasi SPAM SWRO Pulau Penyengat menelan biaya sekitar Rp9,49 miliar. Saat ini SPAM SWRO Pulau Penyengat telah beroperasi dengan melayani air minum untuk 438 Sambungan Rumah atau setara dengan 1.752 jiwa di pulau Penyengat Kepulauan Riau.

        Baca Juga: Mulai Getol Kritik Jokowi, Manuver Anies Baswedan Didukung Akademisi: Demi Meluruskan yang Salah

        Pemanfaatan teknologi terbaru SWRO dinilai perlu mengingat daerah Pulau Penyengat memiliki keterbatasan sumber air baku, di mana tidak ada sumber air permukaan yang dapat diolah. Air laut diolah menggunakan membran nano filter yang menghasilkan air tawar dengan kualitas memenuhi baku mutu air minum. 

        Untuk menjaga kulitas air baku yang digunakan, maka dilakukan pengambilan air laut pada jarak kurang lebih 200 meter dari garis pantai dengan menggunakan pipa bawah laut.

        Baca Juga: Mulai Getol Kritik Jokowi, Manuver Anies Baswedan Didukung Akademisi: Demi Meluruskan yang Salah

        Air kemudian didistribusikan dengan pipa High Density Polyethylene (HDPE) yang menggunakan sistem gravitasi, sehingga aliran dapat berjalan 24 jam secara kontinu berkapasitas 2,5 liter per detik. 

        Baca Juga: Catat! Kementerian PUPR Punya Rp14,6 Triliun, Janji Perbaiki Jalan di Daerah Mulai Juli 2023

        SPAM (SWRO) Pulau Penyengat mulai dibangun pada tahun 2015 dengan kapasitas 1,5 liter per detik untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air minum yang telah dikelola UPT BLUD air bersih kota Tanjung Pinang, Selanjutnya pada Tahun 2022 dilaksanakan optimalisasi oleh Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau, Ditjen Cipta untuk menambah kapasitas layanan menjadi 2,5 liter per detik serta penyempurnaan sistem produksi teknologi SWRO. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: