Pemilu dengan Sistem Proporsional Tertutup Sengaja Dibuat untuk Melemahkan Circle di Luar Istana
Pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung mengatakan pemilu dengan sistem proporsional tertutup sengaja dibuat untuk melemahkan pihak-pihak di luar istana.
“Jadi ini satu paket untuk melemahkan mereka yang ada di luar circle koalisi istana,” kata Rocky mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (29/5/2023).
Rocky menambahkan, sebenarnya cara pemilu tak menjadi masalah. Tapi perubahannya yang mendadak menjelang Pilpres tanpa perundingan matang membuat banyak pihak bertanya-tanya.
“Kalau ribut karena ya alasannya pemilu tertutup atau pemilu terbuka, keduanya ya biasa aja sebetulnya kalau sistem politik kita betul-betul fair (adil),” katanya.
“Tapi tentu ada argumen karena peserta pemilu adalah partai maka partai lah yang harusnya dicoblos,” tambah dia.
Rocky menambahkan, hal tersebut sejatinya adalah masalah teknis, di atas partai ada kedaulatan rakyat.
“Kemudian orang bisa persoalkan juga tafsir MK terhadap konstitusi. Apa negara berdasarkan kedaulatan rakyat bukan kedaulatan partai atau sebaliknya? Ini bisa kita bolak-balik filsafat hukumnya tuh,” jelasnya.
Ia kemudian setuju atas pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal perubahan sistem pemilu.
“Betul kecurigaan SBY itu berdasar karena dia adalah bagian dari target istana tuh, melalui politik Moeldoko,” katanya.
“Tapi bagi SBY yang lebih penting adalah usaha-usaha teknikalitas atau usaha-usaha teknis untuk membatalkan Pemilu, misalnya untuk membuat keonaran di dalam sistem elektoral supaya ada pengendalian,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: