Susah Payah Era SBY Lunasi Utang ke IMF, Andi Sinulingga: yang Satu Sibuk Menumpuk Utang
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memuji Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas lunasnya utang Indonesia ke International Monetary Fund (IMF) di masa lampau. Bagi pihak Partai Demokrat sendiri, itu adalah fakta sejarah. Mantan Kader Partai Golkar Andi Sinulingga pun memberikan respons terkait pujian tersebut dengan sindiran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Presiden yang satu (SBY) bekerja keras untuk melunasi hutang para pendahulunya," ujar Sinulingga di Twitter, sebagaimana dikutip WE Online di Jakarta, Minggu (2/7/2023).
Sinulingga pun kembali menyebut bahwa presiden setelah SBY hanya sibuk menambah utang negara hingga semakin menumpuk.
Baca Juga: Kritisi Sikap Arogan Dewi Persik, Andi Sinulingga Sentil Elektabiltas Ganjar: Wajar Sulit Ngangkat
"Yang satu lagi (Jokowi) sibuk menumpuk hutang," ujarnya seraya menambahkan bahwa membayar utang adalah hal yang sulit.
"Dimanapun, yang namanya bayar hutang itu memang jauh lebih sulit ketimbang nambah hutang bertumpuk-tumpuk," ujarnya lagi. "Hutang bertumpuk dan korupsi pun meroket."
Untuk diketahui, sebelumnya Bahlil mengatakan Indonesia sudah tak memiliki utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Bahlil berujar bahwa utang Indonesia ke IMF sudah dilunasi pemerintahan SBY. Ia pun berterima kasih atas hal tersebut.
Terlebih menurut Bahlil, berutang kepada IMF sama seperti berutang kepada lintah darat dan banyak paket kebijakan ekonomi yang jusrtru tidak sesuai dengan Indonesia.
Masa krisis moneter tahun 1998 adalah sejarah panjang Indonesia dengan IMF. Sebagaimana diketahui, IMF merekomendasikan sejumlah kebijakan yang dikatakan dapat membawa dampak sangat besar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi RI.
Tetapi kenyataannya tidak demikian. Semua kebijakan tersebut justru gagal total. Bunga kredit terkerek naik dan membuat hampir seluruh pengusaha Indonesia kolaps. Kredit macet pun tak terelakkan dan aset diambil alih. Kondisi ini sangat memilukan hingga membuat Indonesia seolah menjadi pasien salah diagnosis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami