Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        34 Juta Data Paspor WNI Diduga Bocor, Berikut Cara Antisipasi Dampaknya

        34 Juta Data Paspor WNI Diduga Bocor, Berikut Cara Antisipasi Dampaknya Kredit Foto: Unsplash/Jake Walker
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan global keamanan siber sejak tahun 1997, Kaspersky hari ini, Jumat (7/7/2023), merilis tanggapan resmi atas dugaan kebocoran data pengguna paspor di Indonesia.

        Managing Director Asia Pasifik Kaspersky, Adrian Hia menyatakan bahwa ada kabar dugaan kebocoran data paspor yang berisi informasi pribadi, mulai dari informasi nama lengkap, nomor paspor, tanggal kadaluarsa paspor, tanggal lahir, dan data rahasia lainnya.

        Menurut Hia, adanya kebocoran informasi tersebut membuat penjahat siber dapat meniru atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial.

        Baca Juga: Survei Kaspersky: 22% Kebocoran Data di Sektor UMKM Disebabkan oleh Karyawan

        “Dengan data yang terbuka, peretas dapat menghubungi Anda baik online atau offline—mereka dapat mengirimi puluhan pesan pesan, menandai tempat tinggal, melakukan transaksi keuangan yang melanggar hukum dengan berpura-pura menjadi Anda atau menyimpan data pribadi Anda untuk menjualnya demi keuntungan finansial lebih lanjut,” jelas Hia.

        Tidak hanya itu, para penjahat siber dapat menjual data yang diduga dicuri tersebut ke web gelap. Peneliti Kaspersky menemukan bahwa penjahat siber dapat menjual paspor yang dipindai dari US$6 (Rp91.060) hingga US$15 (Rp227.651) di platform gelap.

        Hia membeberkan, risiko pelanggaran data biasanya berlanjut untuk jangka panjang.

        “Data terbuka yang digunakan oleh penjahat siber ini dapat mengubah jalan hidup siapa pun. Dan bahaya ini tidak hanya terbatas pada sektor pemerintahan atau bisnis karena bahkan individu biasa pun dapat terpengaruh secara parah,” jelasnya lagi. 

        Sementara kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan, masyarakat Indonesia dapat melakukan antisipasi dengan menyadari bahwa datanya mungkin telah bocor. Caranya, dengan memberi tahu orang terdekat tentang situasi terkini, sehingga mereka dapat menghindari kemungkinan penipuan menggunakan identitas orang lain.

        Berikutnya, Anda dapat menginformasikan pada bank atau otoritas penerbit untuk membatalkan dan mengganti barang yang telah hilang atau dicuri, seperti kartu debit atau kredit, SIM, kartu jaminan sosial, dan lain-lain.

        Anda juga dapat melaporkan kepada pihak berwenang atau otoritas hukum di negara Indonesia dan jika identitas yang dicuri digunakan pada platform media sosial, laporkan ke platform tersebut agar mereka menindaklanjutinya. Terakhir, ubah semua kata sandi (password) akun yang terpengaruh.

        “Bagi instansi pemerintahan terkait maupun perusahaan swasta di Indonesia, pintu Kaspersky selalu terbuka untuk membagikan keahlian kami kepada organisasi mana pun, baik publik maupun swasta, untuk menghadapi tantangan semacam ini,” tutup Hia.

        Sebelumnya, 34 juta data paspor, termasuk nama, Nomor Induk Keimigrasian, hingga tanggal kedaluwarsa bocor di blog yang diklaim milik hacker Bjorka.

        Data-data itu dijual senilai US$10 ribu (Rp150 jutaan) dengan sampel yang terkompres sebesar 1 GB. Blog itu kini sudah tak bisa diakses. Namun, kontak penjual datanya sudah kadung terekspos.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: