Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukung Pencapaian SDGS di Indonesia, 463 Desa Ikuti New Desa Brilian 2023 Batch 2

        Dukung Pencapaian SDGS di Indonesia, 463 Desa Ikuti New Desa Brilian 2023 Batch  2 Kredit Foto: Pusat Studi Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sebanyak 463 desa di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Bali, Sulawesi, dan Papua mengikuti kegiatan New Desa Brilian 2023 batch 2. Kegiatan ini merupakan kerja sama BRI dengan Pusat Studi Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad (LMFEB), serta Program Studi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu (MMKMT) FEB Unpad.

        Ketua Pusat Studi Manajemen dan Bisnis FEB Unpad, Yudi Ahmad Faisal, mengatakan, selama proses kegiatan, para peserta akan mengikuti pelatihan terkait berbagai hal seperti, kepemimpinan, pemahaman dan strategi pengembangan potensi desa, legalitas, keuangan inovasi desa, pemanfaatan platform digital.

        Baca Juga: Pemdaprov Jawa Barat Gulirkan Sayembara Desa Digital 2023

        Pelatihan dilaksanakan selama 4 minggu secara daring. Setiap sesi materi selesai, para peserta menjawab soal post-test yang akan menjadi salah satu komponen dalam memilih 15 desa terbaik yang mendapatkan pendampingan. Adapun pendampingan secara langsung berjalan selama satu bulan.

        "Berbagai kegiatan diharapkan mampu mendorong kemajuan dan kemandirian desa melalui peningkatan, pengembangan, implementasi pengetahuan bisnis," kata Yudi dalam keterangan resminya, Minggu (9/7/2023).

        Aspek kontekstual menjadi elemen kunci dalam pembangunan perdesaan yang didorong melalui BUMDes. Inisiatif inovasi yang dilakukan tidak bisa serta merta meniru dari daerah lain, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi dari masing-masing desa. Di sisi lain, pada saat yang sama, kolaborasi dengan pihak luar turut menjadi faktor penting untuk mendorong kemajuan desa.

        Direktur BUMDes Megamendung Jaya, Muhammad Yusuf, mengatakan, BUMDes Megamendung Jaya berada di wilayah Puncak Bogor yang merupakan kawasan wisata. Daerah tersebut pun memiliki banyak areal perkebunan kopi.

        Alih-alih mengembangkan desa wisata atau kopi, Bumdesnya justru memulai langkah awal dengan membangun klinik kesehatan. Langkah tersebut didasari pertimbangan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang cepat, murah, dan mudah diakses masyarakat.

        Yusuf menjelaskan, membangun klik kesehatan bagi BUMDes tidak mudah karena keterbatasan sumber daya. Namun demikian, dengan kolaborasi bersama klinik kesehatan Pusat Pendidikan Reserse Kriminal Polri yang berada di wilayah Megamendung, pihaknya mampu mewujudkan klinik kesehatan tersebut.

        "Masyarakat yang datang ke klinik ini tidak hanya dari Desa Megamendung, tapi juga dari desa lain yang merasakan manfaat dari keberadaan klinik ini. Di sisi lain, klinik ini telah menjadi lokomotif bagi bumdes kami," ungkapnya.

        Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Harlina Sulistyorini mengatakan, pihaknya terus mendorong kolaborasi pentahelix dalam pembangunan desa. Hal tersebut tidak terlepas dari kompleksitas tantangan di perdesaan.

        Ia mengatakan, sesuai dengan Inpres No.4 Thaun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, pihaknya menyediakan dan mengelola data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) SDGs Desa untuk penanganan kemiskinan ekstrem; menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai Desa dan program padat karya; membina dan menggerakkan Badan Usaha Milik Desa dan Badan Usaha Milik Desa Bersama yang mengelola dana bergulir masyarakat miskin ekstrem serta unit usaha berkaitan ketahanan pangan nabati dan hewani.

        Sementara itu, Head of Social Entrepreneurship and incubation Division Bank Rakyat Indonesia Dani Wildan mengatakan, sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), peran BRI tidak terbatas sebagai Financial Intermediary, tetapi juga memiliki fungsi sebagai pemberdayaan, baik pemberdayaan kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa.

        Baca Juga: Sekjen Kemendagri: Penyelesaian Batas Desa Harus Berdampak Positif bagi Masyarakat

        Desa Brilian merupakan salah satu program pemberdayaan desa yang diinisiasi Bank BRI sebagai bentuk komitmen BRI dalam mengembangkan desa. Sejak 2020 sudah bergabung 2.182 desa bergabung per desember 2022.

        Dalam pemberdayaannya, Desa BRILiaN mengembangkan 4 (empat) aspek yang terdapat dalam sebuah desa. Pertama, BUMDes sebagai motor ekonomi desa. Kedua, digitalisasi yang merupakan implementasi produk dan aktivitas digital di desa. Ketiga, sustainability yang mencerminkan desa tangguh serta secara berkesinambungan melakukan pembangunan. Keempat, innovation, yaitu kreatif dalam menciptakan inovasi.

        Adapun objek pemberdayaan dalam program ini adalah elemen-elemen kunci di desa yang meliputi perangkat desa, pengurus BUMDes, Badan Permusyawaratan Desa, UMKM di desa, perwakilan kelompok usaha (klaster), dan pegiat Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

        "Tahun ini kami targetkan 1.000 desa akan bergabung. Harapannya desa yang ikut dalam program ini dapat menjadi roda penggerak ekonomi dan berinovasi menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang bisa direplikasi kepada desa-desa yang ada sekitarnya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: