Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Beri Makna Indonesia, Program Desa BRIlian BRI Angkat Potensi Ekonomi 'Kampung Durian'

        Beri Makna Indonesia, Program Desa BRIlian BRI Angkat Potensi Ekonomi 'Kampung Durian' Kredit Foto: BRI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Desa Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah dikenal memiliki potensi wisata alam yang indah. Potensi desa wisata tersebut kemudian diperkuat melalui program Desa BRILian yang mengangkat prospek kuliner komoditas hortikultura, yakni buah durian.

        Seperti diketahui, program Desa BRILian dihadirkan oleh BRI sejak tahun 2020. Tujuannya adalah untuk mewujudkan ketahanan ekonomi melalui pemberdayaan potensi desa di Indonesia dengan empat kriteria nilai utama, yaitu BUMDes aktif, digitalisasi, kerberlanjutan (sustainability), dan inovasi.

        Baca Juga: Dukung Pencapaian SDGS di Indonesia, 463 Desa Ikuti New Desa Brilian 2023 Batch 2

        Adalah Andi Aminuddin yang merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner durian sekaligus Pengawas BUMDes di Desa Tunjungan. Dia menjelaskan, Desa Tunjungan selama ini dikenal secara lokal karena menawarkan wisata alam buatan berupa Waduk Greneng yang memiliki fungsi utama sebagai irigasi pertanian. Di sekitarnya terdapat pula potensi wisata lainnya seperti Cemoro Pitu dan Kebun Greneng.

        Di sisi lain, karena tak sedikit pelaku UMKM di desa tersebut yang telah lama diberdayakan Mantri BRI, potensi wisata baru kemudian muncul, yaitu kuliner buah durian. Pihaknya merinci, BUMDes Tunjungan selama ini membantu mengelola potensi UMKM, di antaranya kerupuk sermier berbahan baku singkong, kerupuk gadung, juga keripik pisang. Terbaru adalah wisata kuliner durian, bahkan saat ini telah menjadi Kampung Durian.

        "Memang masyarakatnya punya kebun durian sehingga kami namakan Kampung Durian. Melalui Desa BRILian, kami kembangkan Kampung Durian tersebut," ujarnya.

        Menurutnya, Kampung Durian baru dibuka di awal 2023 setelah BUMDes di sana mendapat suntikan dana melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI. Awalnya, masyarakat hanya menjual hasil kebun duriannya kepada pengepul. Namun, kini perkebunan masyarakat yang memberdayakan sekitar 300 petani tersebut telah bertransformasi menjadi tempat wisata. 

        Di Kampung Durian Desa Tunjungan, pengunjung dapat menikmati durian di tempat bahkan menunggu durian matang di pohon yang terjatuh. "Dari bantuan CSR tersebut, kami kembangkan Kampung Durian. Kami kelola kebun warga dan kami jadikan tempat wisata. UMKM lokal jalan semua karena menjadi pelengkap kuliner durian," lanjutnya.

        Andi menambahkan, dirinya kini sedang merintis produksi dan penjualan coklat durian sebagai salah satu produk unggulan dari sana. Coklat durian produksi Andi dibuat tanpa pengawet dengan maksimal ketahanan di freezer selama 1 bulan.

        Oleh karena itu, pihaknya saat ini hanya melayani pesanan. Andi pun memasarkannya melalui media sosial dengan jumlah terbatas disesuaikan dengan pasokan bahan baku yang sangat bergantung dari musim durian.

        Literasi dan Inklusi Keuangan oleh BRI

        Selain pemberdayaan UMKM dan mendorong potensi wisata di daerahnya, Andi mengungkapkan, manfaat besar lainnya dari program Desa BRILian ialah literasi dan inklusi keuangan. Masyarakat diedukasi mengakses permodalan secara formal dan legal dengan manfaat yang jelas terasa bagi kelas usahanya masing-masing.

        Kemudian, masyarakat pun kini terbiasa melakukan pembayaran nontunai melalui QRIS. Menurut Andi, hal ini menjadi terobosan yang memudahkan transaksi wisatawan dengan pelaku UMKM setempat.

        Baca Juga: BRI Gatot Subroto Kota Medan Gelar Undian Simpedes Periode Semester II 2022

        "Dari BRI ada pembinaan dan pemberdayaan terutama untuk pengembangan UMKM. Pengenalan QRIS, pengenalan kredit mikro, dan sebagainya. Terutama QRIS yang kita rasakan manfaatnya. Membeli tanpa uang, bisa. Wisatawan yang mendatangi Kampung Durian lebih mudah bertransaksi menggunakan QRIS," imbuhnya.

        Dengan demikian, menurutnya, berbagai program pemberdayaan yang dilakukan BRI mampu mendorong kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Bahkan, pelaku UMKM dari kawula muda lebih bergeliat dan makin bersemangat karena wisata di daerahnya naik.

        Direktur Mikro BRI Supari menambahkan, selain pemberdayan, literasi dan inklusi sudah secara internal dan menjadi agenda yang masif dilakukan kepada Desa BRILian melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BRI mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan di Desa BRILian. Di samping itu, Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas.

        "Karena Desa BRILian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul. Melalui semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s)," ujar Supari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: