Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saatnya Beralih ke Web3: Kamu Punya Kendali Penuh atas Datamu Sendiri

        Saatnya Beralih ke Web3: Kamu Punya Kendali Penuh atas Datamu Sendiri Kredit Foto: CoinEx
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat ini Web3 dianggap sebagai masa depan internet yang memiliki potensi untuk mencapai jangkauan yang lebih luas dan tak terbatas. Web3 merupakan sebuah inovasi baru di dalam dunia internet.

        Tidak hanya mampu menginterpretasikan dengan akurat apa yang pengguna masukkan ke dalam mesin pencarian, Web3 juga memiliki kemampuan untuk memahami segala yang disampaikan pengguna, baik melalui teks, suara, atau media lainnya. Hal menariknya, Web3 akan dibangun berdasarkan teknologi blockchain dan cryptocurrency.

        Menurut Hasnaeen Rizvi Rahman, seorang teknolog sekaligus pebisnis, menjelaskan bahwa Web3 dapat dianggap sebagai penyempurnaan dari dua model internet sebelumnya, yaitu Web1 dan Web2. 

        Baca Juga: Berangkat dari Kegelisahan, Nusa Finance Hadir sebagai Proyek Blockchain dan Web3 di Indonesia

        “Pada 1990, Tim Berners-Lee mengembangkan fondasi dari apa yang disebutnya World Wide Web atau WWW. Ini sangat sederhana, di seluruh dunia ini sangat sederhana saat itu. Kita bisa menyebutnya Web1.1 dan itu berlangsung kurang lebih dari tahun 1991 hingga 2004. Sebagian besar pengguna Web 1 adalah konsumen konten dan pembuat konten adalah pengembang yang membangun situs web yang memiliki teks dan gambar,” jelas Hasnaeen, dikutip dari kanal Youtube TEDx Talks pada Senin (10/7/2023).

        Di sisi lain, pengguna tidak hanya menjadi konsumen konten, tetapi juga menciptakan serta menikmati konten tersebut dalam Web2. Mereka dapat mengunggah konten dan berbagi informasi tanpa memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana situs web beroperasi.

        Oleh karena itu, saat inilah Web2 adalah web sosial dan interaktif dimulai. Sama halnya seperti aplikasi Facebook, Tiktok, Youtube, dan LinkedIn yang dapat mengunggah konten secara instan dengan jutaan orang dapat melihatnya, bereaksi, mengomentarinya, dan bahkan membagikannya.

        “Web2 yang muncul kira-kira dari 2004 ini ketika era sosial dan web interaktif dimulai di Web2. Anda tidak harus menjadi pengembang untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan konten. Sebagian besar aplikasi dan situs web di luar sana, memungkinkan Anda membuat dan mengunggah konten tanpa harus memiliki pengetahuan bagaimana aplikasi atau situs web ini,” terangnya.

        Ia mengungkapkan bahwa tujuan dari internet adalah untuk menjadikan dunia digital lebih demokratis dengan mengembalikan hak atas informasi dan privasi kepada masyarakat secara umum. Namun sayangnya, banyak data pengguna yang tersebar dapat dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan besar.

        “Internet dimaksudkan untuk mendemokratisasi kita pada dunia, memberikan hak atas informasi dan privasi kembali ke masyarakat umum. Kita telah melihat munculnya perusahaan teknologi besar dan dominasi mereka di Web2. Tahukah Anda bahwa 45% dari total lalu lintas internet mengalir melalui hanya enam perusahaan. Mereka adalah Google, Facebook, Amazon, Apple, Microsoft, dan Netflix,” tuturnya.

        Dengan demikian, ia mengatakan sudah saatnya beralih ke Web3 bagi para pengguna untuk mengambil alih kepemilikan data pribadi mereka. Melalui integrasi dengan sistem blockchain, pengguna dapat menyimpan informasi dan transaksi mereka dengan keamanan yang tinggi.

        Dalam Web3, pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka sendiri. Mereka dapat beralih dari platform media sosial ke email atau platform belanja yang memungkinkan mereka membuat catatan aktivitas mereka di dalam blockchain.

        “Saatnya mengambil alih kembali kepemilikan data pribadi melalui Web3. Tapi bagaimana Anda memperbaiki internet yang saat ini sangat terpusat? Anda melakukannya dengan cara mendesentralisasikannya dan itulah inti dari Web3. Jadi, Web3 adalah model baru yang diusulkan dari world wide web. Itu ide bagaimana internet model baru harus didorong oleh beberapa terobosan teknologi, dan teknologi utama di balik Web3 adalah sistem blockchain,” imbuhnya.

        Sistem blockchain adalah kumpulan blok atau catatan data diamankan dan ditautkan menggunakan prinsip kriptografi. Sistem ini berfungsi untuk memvalidasi transaksi antara dua node atau komputer dan penambahan blok baru.

        “Ketika informasi baru dibuat, itu adalah ketika informasi baru dibuat oleh pengguna atau oleh suatu peristiwa biasanya dikemas sebagai blok. Kemudian stempel waktu pembuatan dan kriptografi yang seperti kata sandi dalam istilah awam diterapkan pada blok ini. Blok ini ditambahkan ke rantai blok yang dibuat sebelumnya dan karenanya disebut blockchain,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: