Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Positif di Tengah Tantangan Ketidakpastian Global
Dalam menghadapi ketidakpastian global yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir, Indonesia berhasil mencatat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan, sejalan dengan analisis yang dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) melalui data G20.
Posisi Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan dalam beberapa indikator ekonomi, meskipun tetap dihadapkan pada tantangan neraca transaksi berjalan yang berproyeksi masih mengalami defisit hingga 2028.
Analis Kebijakan Ekonomi Politik LAB 45, Rionanda Dhamma Putra menjelaskan bahwa IMF menilai Indonesia cenderung optimis karena mereka memandang potensi Indonesia terlihat dari inflasi yang menurun dan kebijakan fiskal sudah kembali normal.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Pengaruhi Prospek Ekonomi Nasional, Indonesia Harus Apa?
“IMF melihat kekuatan Indonesia dari inflasi yang menurun, kebijakan fiskal yang sudah kembali ke trajectory atau kembali kepada normal. Akan tetapi, ada dua hal yang menjadi catatan IMF, yaitu pengetatan kebijakan moneter yang cukup mendadak atau cukup cepat dan juga kebijakan hilirisasi komoditas yang dinilai restriktif,” jelas Rio, dikutip dari kanal Youtube LAB 45 pada Kamis (20/7/2023).
Ia mengatakan, jika dilihat dari perbandingan pertumbuhan ekonomi negara G20, secara waktu, Indonesia relatif lebih tidak volatil dibandingkan rata-rata G20. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih volatil dibandingkan dengan rata-rata global.
Secara rata-rata, posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di urutan keempat tertinggi. Data terakhir menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mencatat performa positif di dalam G20 sejak tahun 2018 hingga proyeksi tahun 2028.
“Indonesia di sini terlihat sebagai salah satu bright spot dari pertumbuhan ekonomi di G20 karena posisinya berada di level keempat tertinggi. Juga kalau misalnya dari warnanya di sini, Indonesia cukup pekat, bersamaan dengan negara-negara seperti India dan juga Tiongkok. Jadi, bisa dibilang kita menjadi salah satu harapannya untuk mengatrol pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
Sementara jika dilihat perbandingan inflasi negara G20, Indonesia relatif lebih tidak volatil dan lebih rendah dibandingkan rata-rata negara G20 dan dunia proyeksi IMF.
“Ada juga tren proyeksi IMF untuk inflasi Indonesia, di mana kabarnya cukup untuk dilihat menggembirakan. Sementara untuk negara-negara, misalnya seperti Argentina, di sini tetap proyeksikan akan memiliki inflasi yang tinggi,” tambahnya lagi.
Perbandingan utang pemerintah Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) relatif stabil, tepatnya berada di urutan keempat terbawah negara G20. Lebih lanjut, neraca transaksi berjalan dibandingkan PDB relatif lebih volatil dan berada dalam posisi defisit. IMF memproyeksikan Indonesia menjadi salah satu negara dengan impor yang lebih besar sampai 2028.
“Posisi Indonesia berada di keempat terendah di antara G20 untuk utang pemerintah terhadap PDB dan juga rasio utang kita dari rata-rata proyeksinya masih berada di level 38-40%. Jadi, kita masih berada di bawah normal fiskal maksimum 60% dari PDB,” pungkasnya.
Baca Juga: Angka Kemiskinan Menurun, Laju Pertumbuhan Ekonomi Jabar Tertinggi di Pulau Jawa
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti