Asia Pasific Diprediksi Terus Pimpin Bisnis Bancassurance Global, Ini Alasannya
Pangsa pasar bancassurance global diproyeksikan akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan 7,7% dalam 5 tahun mendatang. Asia Pasific, termasuk Indonesia, merupakan kawasan dengan prospek baik di bisnis bancassurance.
Hasil studi Expert Market Research dalam laporan yang bertajuk “The Global Bancassurance Market Share, Size, Report, and Forecast 2023 – 2028” menyebutkan bahwa market share bancassurance global akan tumbuh dengan CAGR (compounded annual growth rate) sebesar 7,7% pada periode 2023 – 2028.
“Pasar bancassurance global dipimpin oleh kawasan Asia Pasific pada tahun 2020 dan kawasan ini kemungkinan akan melanjutkan dominasinya selama periode perkiraan [2023 –2028], karena kawasan ini akan memberikan beberapa peluang pertumbuhan kepada pelaku pasar,” tulis laporan tersebut di Jakarta, Senin (24/7/2023). Baca Juga: J Trust Bank dan MNC Life Kerja Sama Bancassurance
Negara berkembang di kawasan Asia Pasific termasuk pendorong pertumbuhan pangsa pasar bancassurance global. Peningkatan standar hidup dan pertumbuhan kelas menengah-atas juga secara bersamaan mengarah pada pertumbuhan segmen tersebut.
Pengamat Asuransi Dedi D. Kristianto dari Universitas Mercubuana menyebutkan bahwa prospek bancassurance di Indonesia dapat bertumbuh signifikan di masa depan ditopang oleh sejumlah faktor pendukung. Pertama, ujarnya, penetrasi pasar asuransi yang masih sangat rendah yaitu di bawah 3% dari PDB. Kedua, jumlah nasabah bank itu sangat besar yaitu sekitar 40 - 45 juta orang dan ini merupakan pangsa pasar yang potensial untuk digarap oleh perusahaan asuransi.
“Jika kita berbicara tentang prospek bancassurance di tanah air adalah sesuatu hal yang sangat menarik untuk dicermati, bahwa dalam analisa serta proyeksi ke depan bisnis ini akan tumbuh dengan signifikan, bukan tanpa alasan, namun didasarkan pada beberapa hal,” ujarnya di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Penjelasan Dedi sejalan dengan laporan yang dikeluarkan Expert Market Research tentang prospek pasar bancassurance global yang mencapai sekitar US$1,46 miliar pada 2022, dan selanjutnya akan tumbuh pada CAGR sebesar 7,70% antara tahun 2023 dan 2028 untuk mencapai nilai US$2,25 miliar pada 2028.
“Laporan ini tentu selain kabar yang menggembirakan dan juga angin segar, namun juga merupakan tantangan yang harus dijawab baik oleh perusahaan asuransi dan juga perbankan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) Harjanto Tanuwidjaja menilai bahwa kolaborasi antara para pelaku industri jasa keuangan, dalam hal ini perusahaan asuransi dan bank, merupakan solusi strategis untuk meningkatkan cakupan asuransi bagi masyarakat.
Dia menyebutkan bahwa bank umumnya memiliki jaringan luas dan basis nasabah tradisional yang kuat dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia seiring dengan kebutuhan dasar masyarakat untuk melakukan transaksi, menyimpan dan meminjam uang. Baca Juga: Dongkrak Pendapatan Premi dan Pertumbuhan Bisnis, Begini Strategi IFG Life
“Oleh karena itu, kolaborasi antara asuransi dan bank menjadi salah satu poin strategis jika ingin mendorong cakupan asuransi di Indonesia, bahkan di berbagai belahan dunia mana pun,” tuturnya.
“Kami memulai dari asuransi digital untuk nasabah ritel. Mulai tahun kemarin, kami terus memperkuat serial produk LifeSERIES, salah satunya produk IFG LifeSAVER yang merupakan produk asuransi untuk para pegiat olahraga dan traveler. Ke depan, kami berencana masuk ke bancassurance,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: